Jumat, Agustus 22, 2008

Dosa Ahli Ibadah

Di kalangan Bani Israil ada seorang ahli ibadah yang paling saleh di zamannya. Ia mempunyai tiga kawan bersaudara yang mempunyai adik perempuan. Perempuan tersebut adalah seorang perawan. Tiga orang bersaudara tersebut tidak mempunyai saudara perempuan kecuali ia satu-satunya. Suatu waktu ketiga orang itu bermaksud melakukan perjalanan jihad di jalan Allah. Mereka sulit mencari orang yang dapat dititipi saudara perempuannya dan dapat dipercaya untuk menjaganya. Mereka sepakat bahwa adiknya akan dititipkan pada ahli ibadah itu. Mereka percaya sepenuhnya kepada dia. Ketiganya mendatangi ahli ibadah itu dan memintanya agar berkenan untuk dititipi. Mereka mengharapkan agar saudara perempuan mereka berada di dekatnya sampai mereka pulang dari peijalanan perang. Namun, si ahli ibadah menolaknya.

Tak henti-hentinya tiga bersaudara tersebut meminta kepada ahli ibadah ini untuk menerimanya. Akhirnya, ia pun mau menerima. Ia berkata kepada tiga orang tersebut, "Tempatkan saja ia di rumah yang berdampingan dengan tempat ibadahku ini!" Maka mereka menempatkan perempuan itu di rumah tersebut sebagaimana saran si ahli ibadah. Merekapun pergi untuk melakukan perang di jalan Allah.

Perempuan itu sudah cukup lama berada di kediaman dekat tempat ahli ibadah. Si ahli ibadah biasa menyimpan makanan di bawah tangga tempat dirinya beribadah supaya diambil oleh perempuan itu. Ia tidak mau mengantar makanan ke rumah yang ditempati perempuan itu. Ia meminta agar si perempuanlah yang mengambilnya. Perempuan tersebutlah yang keluar dari tempatnya untuk mengambil makanan setiap hari.
Setan terus berusaha membujuk si ahli ibadah. Ia tak henti-hentinya melukiskan kebaikan. Setan mewanti-wanti kepada ahli ibadah bahwa kalau perempuan itu terus-terusan keluar dari rumahnya di waktu siang untuk mengambil makanan, nanti ada orang yang melihat dan menyergapnya. Setan berbisik kepadanya, "Jika engkau yang pergi sendiri untuk mengantarkan makanan dan menyimpan di pintu rumahnya, itu akan lebih baik dan lebih besar pahalanya bagimu." Setan tak henti-hentinya membisikan suara tersebut sampai akhirnya sang ahli ibadah mau melakukan hal tersebut. Ia sendiri yang menyimpan makanan di dekat pintu perempuan tadi. Namun, ketika meletakkan makanan di depan pintu, tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Ia cukup lama melakukan kegiatan itu.

Setan datang lagi kepada sang ahli ibadah dan menganjurkan agar dirinya mau menambah kebaikan. Setan berbisik kepadanya, "Jika engkau mengajak ngobrol kepadanya, ia akan merasa tentram dengan obrolanmu. Sebab, ia sedang kesepian sekali." Setan tak henti-hentinya merayu sang ahli ibadah sehingga ia mau melakukan apa yang dibisikan oleh setan itu. Ahli ibadah ini terkadang mengajak ngobrol perempuan tersebut dari atas tempat ibadahnya. Ia tidak mau turun ke bawah karena takut terkena dosa.
Selanjutnya setan datang lagi kepada ahli ibadah dan berkata, "Jika engkau turun ke bawah dan duduk di atas pintu tempat ibadahmu untuk bercakap-cakap dengannya dan dia pun tetap berada di atas pintu rumahnya, ini lebih baik dan menambah rasa tenang kepadanya." Setan tak henti-hentinya merayu sang ahli ibadah sehingga ia mau melakukannya. Ia duduk di atas pintu tempat ibadahnya begitu juga sang perempuan pun di atas pintunya mau bercakap-cakap dengannya.

Cukup lama dua orang tersebut terus-terusan melakukan kebiasaan bercakap-cakap di atas pintu masing-masing. Seperti biasanya setan datang lagi untuk membujuk si ahli ibadah agar melakukan kebaikan yang lebih banyak. Setan berbisik kepadanya, "Jika engkau keluar dari tempat ibadahmu lalu mendekat ke pintu rumahnya dan engkau berbicara dengannya, ia akan lebih tenteram dan lebih merasa senang. Itu kan kebaikan besar Ia tidak harus keluar dari rumahnya. Biarlah ia berada di dalam rumahnya dan engkau di luar" Setan tak henti-hentinya membisikan hal tersebut sampai akhirnya sang ahli ibadah mau melakukan apa yang dibisikannya itu.

Sang ahli ibadah biasa mendekat ke pintu rumah perempuan tadi. Ia bercakap-cakap dengannya. Padahal, asalnya ia tak pernah beranjak dari tempat ibadahnya. Kalau pun untuk mengajak bicara kepada si perempuan itu, ia melakukannya dari atas dan tidak mau turun ke bawah. Cukup lama kebiasaan yang dilakukan oleh sang ahli ibadah tersebut.

Selanjutnya setan datang kepada sang ahli ibadah dan berbisik, "Jika engkau masuk ke dalam rumahnya, lalu engkau bercakap-cakap dengannya, itu lebih balk. Sebab, jika engkau ada di dalam, wanita itu tidak harus kelihatan oleh orang lain." Ahli ibadah ini mengikuti saran setan sehingga ia pun masuk ke dalam rumah perempuan itu. Hampir seharian penuh, setiap hari, si ahli ibadah bercakap-cakap dengan perempuan. Ketika waktu telah menjelang sore, ia baru naik ke alas tempat ibadah nya untuk meneruskan ibadahnya.

Tiap saat Iblis datang kepada ahli ibadah untuk merayunya. Akhirnya, si ahli ibadah sampai dapat memegang paha wanita tersebut dan menciumnya. Iblis tak henti-hentinya mengganggu ahli ibadah dan perempuan tersebut sampai akhirnya terjadilah perzinaan. Selang beberapa lama perempuan tersebut hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki. Iblis pun datang kembali kepada si ahli ibadah dan berkata kepadanya, "Bagaimana kalau nanti saudara-saudara perempuan ini datang sementara ia melahirkan anak darimu? Apa yang engkau lakukan? Sudah barang tentu mereka akan mencela dan menghajarmu. Oleh sebab itu, bunuh saja anak itu lalu kubur olehmu. Perempuan itu akan mau menutupinya. Sebab, ia juga takut kepada saudaranya kalau-kalau mereka mengetahuinya." Maka si ahli ibadah melakukan apa yang disarankan oleh setan tersebut, yaitu membunuh anak itu.

Setelah dia membunuh anak laki-laki itu, setan berkata kepadanya, "Apakah engkau yakin perempuan itu akan menyembunyikan apa yang dilakukan olehmu? Sudah, bunuh saja dia !" Maka si ahli ibadah tersebut membunuh perempuan tersebut dan dikubur bersama anaknya didekat pintu rumahnya. Ia meletakan batu besar di atas kuburan anak dan ibunya tersebut. Setelah ia melaksanakan tugasnya, ia naik ke atas tempat ibadahnya untuk meneruskan ibadah.

Tidak lama kemudian, saudara perempuan yang dibunuh tadi datang dari tempat perang. Mereka langsung menuju ke tempat sang ahli ibadah. Mereka bertanya kepadanya ten tang kabar adik mereka. Mendengar pertanyaan tersebut, si ahli ibadah menangis dan menceritakan kejadian yang mengerikan. Ia menyebutkan bahwa saudara perempuan mereka meninggal karena penyakit. "Saya sangat tahu bahwa dia adalah perempuan baik-baik dan di daerah anu kuburannya," kata si ahli ibadah sambil menunjukkan sebuah kuburan yang agak jauh dari tempat ibadahnya. "Silakan kalian datangi kuburannya," lanjut sang ahli ibadah. Maka mereka segera datang ke tempat yang ditunjukkan oleh sang ahli ibadah. Sesampainya di sana mereka menangis. Beberapa hari mereka tak henti-hentinya menziarahi kuburan adiknya. Setelah itu mereka ketika malam tiba dan mereka telah tertidur setan datang dalam mimpi mereka. Dalam mimpi tersebut setan muncul dalam bentuk seorang laki-laki yang sedang melakukan perjalanan. Setan memulai mendatangi orang yang paling tua di antara mereka dan bertanya mengenai saudara perempuannya. Sang kakak yang paling besar menyebutkan berita yang diterima dari ahli ibadah. Ia memberitahukan bahwa dirinya telah mengunjungi kuburannya. Setan menyatakan bahwa kabar tersebut bohong. Ia berkata, "Apa yang dikabarkan dia tentang saudara perempuanmu hanya bualan. Justru ia telah menghamilinya dan adikmu melahirkan anak laki-laki. Karena takut terketahui, ia membunuhnya dan membunuh pula ibunya. Ia memasukkan keduanya ke dalam sebuah lubang yang telah digali di balik pintunya, yaitu di sebelah kanan. Silakan engkau datangi tempat tersebut dan buktikan ke sana. Kalian akan menemukan keduanya sebagaimana saya beritahukan!".

Selanjutnya setan pun datang juga kepada saudara yang lainnya dan menyampaikan kabar yang sama. Semuanya merasa kaget atas mimpi itu sebab mereka memimpikan hal yang sama. Saudara yang paling besar berkata, "Ah, itu kan hanya mimpi. Tidak ada apa-apanya. Sudah jangan kalian hiraukan dan kita biarkan saja!"

Saudara yang paling kecil berkata, "Demi Tuhan, saya tidak akan tenang kecuali setelah membuktikan tempat yang ditunjukkan itu." Maka ketiganya berangkat untuk mendatangi rumah bekas hunian adik perempuan mereka. Mereka membuka pintu rumah tersebut dan mencari tempat yang disebutkan oleh setan kepada mereka di dalam mimpi. Ternyata, mereka menemukan saudara perempuan dan anaknya telah disembelih dan diletakan di tempat itu. Selanjumya mereka datang kepada sang ahli ibadah dan bertanya kepadanya tentang keadaan yang sebenamya. Maka ia membenarkan apa yang dikatakan oleh setan tadi, yaitu dirinyalah yang membunuhnya. Selanjutnya, tiga saudara perempuan tersebut mengajukan masalahnya kepada raja mereka. Mereka membawa turun si ahli ibadah dari kediamannya. Sang ahli ibadah dituntut untuk dibunuh dan disalib.

Ketika si ahli ibadah sudah diikat di atas kayu untuk dibunuh, datanglah setan kepadanya dan berkata, "Saya ini sahabatmu yang mengujimu dengan perempuan yang engkau hamili dan bunuh itu. Jika engkau mau mengikuti perintahku hari ini dan kafir kepada Allah yang telah meniciptakan dan membentukmu, saya akan menyelamatkanmu dari bahaya yang sedang engkau hadapi.” Si ahli ibadah itu mengiyakan anjuran setan, yaitu kufur kepada Allah. Ketika ia telah kafir setan meninggalkannya dan orang-orang membunuhnya."

***

Sadarilah bahwa setan senantiasa menggoda kita. Ia tidak hanya menggoda kita ketika iman kita sedang lemah, ia bahkan bisa menggoda dan menggelincirkan ketika kita sedang merasa berada pada jalan yang lurus. Ghurur, ujub dan takabbur seringkali menimpa bahkan ketika kita merasa sedang menegakkan kalimatullah. Mungkin karena itulah Syekh Yusuf Qordhowi berkata bahwa orang yang ikhlas adalah orang yang selalu khawatir bahwa dirinya tidak ikhlas.

Setan juga senantiasa menggoda kita dengan sangat halus. Wajarlah banyak orang yang tergelincir dan jatuh kepada dosa. Saking halusnya bisikan setan, ia tidak menyadari bahwa dirinya masuk dalam perangkap setan. Atau menyadari tetapi setelah terlambat. Taubatan nasuha akan menyelamatkan kita dari perangkap setan tersebut. Tetapi banyak orang gengsi untuk bertaubat dan mengakui semua kesalahannya. Seringkali taubat itu dengan cara menutup-nutupi kesalahan-kesalahannya. Atau sebisa mungkin membela kesalahan-kesalahannya dengan argumentasi, “manusiawi – karena kita juga adalah manusia bukan malaikat yang bisa berbuat salah”. Alih-alih merasa bersalah karena dosanya, ia sibuk mencari argumentasi untuk membela perbuatan dosanya. Kita sering merasa sangat berdosa kepada Allah, tetapi tetap merasa sangat berjasa dan tinggi di depan manusia.

Seringkali kita merasa kecil atas dosa kita, hanya karena semua orang juga melakukannya. Kita merasa bahwa kita masih lebih baik dari orang lain, karena kita segera bertaubat ketika kita salah. Kita lupa bahwa pemahaman kita bahwa dosa itu salah, membuat dosa kita berlipat dihadapan Allah apalagi pemahaman bahwa kita lebih baik dari orang lain, mungkin akan melambungkan dosa kita jauh dari orang lain.
Ahli Ibadah pada cerita Al Ghazali ini mungkin juga cermin dari diri kita. Ketika orang lain sedang berjihad, berjuang, kita malah mengkhianati perjuangan orang tsb dan membunuh harapan dan masa depan orang-orang tsb. Setelah sebelumnya kita memperkosa dan merusak harapan tersebut. Padahal kita tidak ikut berjuang, kita hanya menikmati perjuangan orang-orang tsb. Ahli Ibadah itu juga tidak sesegera mungkin taubat, walaupun kesempatan itu masih ada, pada banyak kesempatan. Kesempatan pertama, ketika ia berzina, kesempatan kedua ketika perempuan itu melahirkan bayi, kesempatan ketiga ketika ia ketahuan membunuh, dll. Banyak kesempatan untuk taubat yang kita sia-siakan. Kita terus-menerus menolak dan membuang jauh-jauh tawaran hidayah dari Allah.

Mudah-mudahan Allah SWT menyayangi dan memberi kita hidayahNya.

Tidak ada komentar:

Edited by : Abasir abasyir.blogspot.com