Senin, Agustus 10, 2009

Tentang Syukur

Syukur atau terima kasih adalah pujian yg baik kepada Yang Memberikan nikmat, karena nikmat dan karunia yang telah diberikan. Syukur lawan dari kufur. Syukur yg hakiki tidak akan sempurna kecuali dengan terpenuhinya 3 hal yaitu : Ilmu, Keadaan dan Amal (IKA).

Ilmu yakni pengetahuan tentang nikmat yang diberikan oleh Pemberi nikmat, penisbatan nikmat kepada-Nya dan pengakuan kepada Allah akan nikmat-Nya.
Keadaan yaitu kebahagian yang muncul disebabkan nikmat ini.
Sedangkan Amal, adalah melakukan konsekuensi dari nikmat yang diberikan sesuai yg disukai oleh Yang memberi nikmat. Dilakukan oleh hati, lisan, dan anggota tubuh. (HLT, Hati, Lisan, Tubuh).

Agar rasa syukur yang hakiki menjadi sempurna, 3 hal tersebut harus dipenuhi.
1. Kita harus mengerti dengan benar apa itu nikmat, mengetahui bahwa itu adalah benar-benar nikmat, lalu kita sandarkan nikmat itu kepada Yang memberikannya,
2. kemudian kita bahagia dan gembira dengan nikmat tersebut.
3. Selanjutnya, kita melakukan konsekuensinya dengan cara mengucapkannya melalui lisan dan menggunakan nikmat tersebut dalam hal-hal yang disukai oleh Pemberi Nikmat.

Ada orang yg memperoleh nikmat, tapi ia tidak mengetahui bahwa itu sebenarnya nikmat. Orang spt ini, jelas tidak akan bersyukur. Adapun orang yg mendapatkan nikmat dan dia mengetahui bahwa itu adalah nikmat, tetapi ia tidak bahagia menerimanya, maka kalaupun ia bersyukur, dia tidak bersyukur dengan penuh keyakinan.

Sedangkan orang yg mengetahui bahwa itu adalah nikmat dan bergembira menerimanya, tapi ia menggunakan nikmat tersebut untuk hal-hal yang tidak disukai Pemberi-nya, atau melakukan perbuatan2 yg membuat marah Pemberi nikmat, maka ia bukan orang yg bersyukur dgn syukur yg sebenarnya.

Baru dinamakan syukur hakiki, jika seseorang mengetahui bahwa itu adalah nikmat, berbahagia memperolehnya, dan menggunakan nikmat tersebut dalam hal-hal yang diridhai Sang Pemberi.

Sebab itulah Allah SWT mengabarkan bahwa mayoritas manusia ini bukanlah orang yg senang bersyukur dengan sebenarnya. ”Waqolilllum min ’ibaadinasy syakuur”.
Dan sedikit sekali hamba-hambaku yang bersyukur (QS Saba:13)

Iblis juga telah menantang, bahwa dia akan senantiasa menggoda anak cucu Adam demi menggelincirkan mereka dari jalan yang lurus. Dan dikarenakan tingginya derajat syukur ini, maka iblis berusaha mengganggu Bani Adam, dan menyatakan bahwa kebanyakan dari mereka tidak mau bersyukur.

Iblis menjawab: "Karena Engkau Telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur . (QS Al A’raf : 16-17)


Allah memerintahkan kpd kita untuk bersyukur dan melarang kufur. Wasy kuruu lii wala tak furuuni. …dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS Al Baqarah : 152). Allah SWT juga memberitahukan, bahwa syukur adalah sebab ditambahkannya nikmat. Wa idz ta adzzana robbukum lain syakartum la aziidannakum, wala in kafartum inna ‘adzaa bii lasyadiid. Dan tatkala Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kalian bersyukur, niscaya akan Aku tambahkan (nikmatKu) kepada kalian. (QS Ibrahim: 7)

Dalam ayat diatas, Allah SWT menegaskan hukum adanya tambahan nikmat jika kita bersukur.

Selanjutnya Ada dua kelompok manusia dalam masalah syukur ini yaitu :
1. Syukur umum, yaitu syukurnya orang kebanyakan. Mereka adalah orang-orang yg hatinya kurang ilmu dan pengetahuan terhadap hakekat syariat. Sehingga, syukur merekapun hanya terbatas pada hal-hal yang tampak saja. Seperti : syukur atas nikmat makanan, minuman, harta, kesehatan dan yang sejenisnya.
2. Syukur khusus, yaitu syukurnya orang-orang pemilik hati yg faqih, mempunyai pengetahuan yang baik tentang Tuhannya, dan pandangan cemerlang yang jauh kedepan. Syukur mereka adalah syukur atas nikmat iman, Islam, Ilmu, hikmah dan bimbingan untuk senantiasa taat. Seiring dengan itu, mereka juga mensyukuri nikmat kesehatan, waktu luang, serta ketentraman. Mereka juga bersyukur atas nikmat makanan, minuman, harta dan nikmat yang diterima oleh semua orang, yaitu udara, air, tanah, dll.
Edited by : Abasir abasyir.blogspot.com