Minggu, Desember 30, 2007

Ayah




Saya tidak pernah terlalu mengenal ibu kandung sendiri. Ia wafat ketika saya masih terlalu kecil untuk mengenalnya. Pengganti ibu adalah seorang ayah. Saya memanggilnya BUYAH. Memang setelah meninggalnya Ibu saya, Buyah menikah lagi dengan seorang wanita (Ibu saya sekarang), tetapi bagi saya Buyah tetap ibu sekaligus ayah bagi saya.

Saya ingat ketika saya kecil, abang2 saya suka memanggil saya sebagai anak kesayangan Buyah. Mungkin karena saya anak bontot dari istri pertamanya (alm). Beliaulah yang selalu membela jika saya berselisih dgn Ibu baru saya waktu itu atau dengan abang2 saya, tentu saja jika saya dalam posisi yang benar. Jika saya salah, maka ia tdk segan2 utk menghukum saya, dengan berat sekalipun. Tapi saya lebih merasa senang ayah saya dirumah jika saya sedang berselisih dgn abang2 saya. Kalau ayah saya tidak di rumah, wah......

Buyah menyayangi saya dgn caranya. Ia kadang keras, tetapi sangat penyayang. Kalau saya sedang sakit sayangnya bukan main. Sampai sekarang seingat saya, waktu saya kecil diam2 saya sangat senang kalau saya sakit. Ketika sakit, saya sebenarnya tidak merasakan apa2 (karena masih terlalu kecil utk sekedar mengerti apa itu sakit), tetapi perhatian ayah saya sangat besar. Apapun permintaan saya, pasti dituruti. Tiba2 seluruh keluarga menjadi repot kalau saya sakit.

Buyah tidak pernah marah kepada saya, kecuali saya mempunyai salah yg berat. Misalnya ketika kecil saya mengambil uang ayah saya. Wah marahnya SANGAT BESAR. Ketika itu saya mendapat hukuman fisik yang lumayan berat, di pukul dengan penggebuk kasur dan di rendam di kolam kamar mandi yang dingin.

Buyah, yang saya ingat sangat Tegar, berhenti berdagang di kiosnya di Tenabang, dia membuka konveksi, kemudian ganti membuka bengkel Las, lalu konveksi lagi. Setelah ayahnya (kakek) meninggal, ia beralih menjadi jual beli mobil bekas, sambil mendirikan yayasan sekolah dasar islam untuk mengenang ayahnya. Sekolah tersebut masih ada hingga sekarang dan diberinama sesuai dgn nama kakek saya Shiddiq. Terakhir tahun 2006 beliau masih menjahit sendiri baju seragam anak2 SDIT dan TPA tsb.

Buyah mendapat peninggalan harta warisan yang lumayan banyak dari kakek. Dgn peninggalan tsb ia membangun sekolah. Tetapi di akhir hayatnya, beliau hidup sangat bersahaja. Pada lima tahun terakhir kehidupannya yaitu 2001-2006, ia selalu pergi kemana saja naik kendaraan umum. Dan ia harus bolak-balik Ciputat Kebayoran hampir tiap hari dengan setiap perjalanan tsb 3 kali ganti angkot. Badannya juga semakin kurus. Dan mulai batuk2 serta sakit pernafasan.

Ini yang membuat saya sedih. Sebenarnya jika ia mau ia masih bisa hidup dgn lebih baik. Ia masih bisa memiliki motor atau mobil. Karena ia masih memiliki tanah yang cukup luas di Ciputat. Tetapi spt juga kakek saya, (kakek selalu telanjang kaki memikul hasil2 kebun ke pasar kebayoran lama, semantara tanah/kebunnya sangat luas), Buyah sptnya ingin menyisakan tanah tersebut kepada anak2nya, dan memilih hidup bersahaja.

Yang membuat saya sedih jika mengingat Buyah adalah, saya adalah anak bontot terlama yang diurusnya. Saya anak kesayangannya. Saya diurus oleh Buyah dari lahir sampai saya mempunyai dua anak. Memang sejak saya bekerja tahun 1997 saya hampir tidak pernah meminta apapun, tetapi rasa2nya banyak sekali perbuatan saya yang menjadi Beban pikiran baginya.

Ketika saya ingin menikah, tahun 1999, Buyah sedang tidak memiliki uang, ia meminta saya menunda keinginan menikah. Tetapi saya bersikeras, karena saya justru tdk ingin merepotkannya. Saya punya uang hasil kerja yang cukup untuk menikah. Dan jika menikah sekarang ayah tidak perlu mengeluarkan biaya, semua dari saya. Akhirnya saya menikah tahun tsb, yang saya dengar Buyah sangat bangga kepada saya. Saya tidak merepotkannya. Tetapi sebenarnya dari lubuk hati yang dalam, saya sptnya merasa hal ini menjadi beban pikirannya yg sangat terhadap saya. Maafkan saya Buyah, jika saya membuatmu merasa sedih.

Kesedihan yang kedua adalah ketika Buyah sakit, saya tidak punya cukup waktu untuk menungguinya. Padahal saat2 saya sempat menjenguknya ia sptnya sangat ingin didengar tentang penyakitnya, tentang penderitaanya, tentang semangatnya untuk bisa tetap hidup. Saya bahkan tidak sempat hadir di hari terakhirnya didunia ini. Hampir tidak anak2nya di sampingnya. Buyah hanya ditemani istrinya. Ini cukup membuat sedih. Buyah punya 6 anak laki2 dan 4 anak perempuan, tetapi ketika itu tidak ada satupun di sampingnya ketika ia sakratul maut.

Kesedihan yang lain adalah, jika saya menyadari diri saya saat ini. Saya mungkin bukanlah seorang anak sholeh. Menurut saya, saat ini saya belumlah sesholeh yang diharuskan. Sesholeh yang dibutuhkan seorang anak agar dapat mendoakan ayahnya. Seandainya saya orang sholeh, maka saya dapat mendoakannya dgn mudah. Kan doa yang diterima adalah doa anak yang sholeh.

Ya Allah, jadikan kami sebagai anak yang sholeh, yg selalu mendoakan kedua orangtuanya. Ya Allah, ampunilah dosa2 kedua orangtua kami. Sayangilah mereka, sebagaimana mereka menyayangi kami diwaktu kecil. Janganlah Engkau siksa mereka. Jangan pula Engkau siksa mereka karena kesalahan kami. Maafkan lah mereka. Ya Allah, kami ingin menjadi orang yang sholeh, yang dapat membuat orangtua kami bahagia.

Jumat, Desember 21, 2007

KETERTARIKAN

Pada hal apa biasanya kita sering tertarik dgn kepribadian seseorang ?
Atau apa yg menyebabkan kita sering tertarik atau kagum dgn seseorg ?

Apakah kita tertarik krn seseorg itu tampan/cantik ? Ataukah krn keramah-tamahan ?
Ketulusannya ? Kebaikan org tsb kpd kita ?

Pd awalnya saya mengira bhw kita tertarik dgn seseorg krn keramahannya, kebaikan dan ketulusannya.

Org tsb sangat ramah terhadap saya, baik dan tulus shg qta tertarik. Boleh jadi benar.
Tetapi kemudian saya merasakan lagi bhw seiring perjalanan waktu, keramahan, kebaikan dan ketulusan kemudian tidak lagi menjadi faktor dominan dlm mempertahankan ketertarikan qta dgn seseorg.
(Lho ?)

Coba qta inventarisasi tentang org2 disekeliling qta. Lingkungan, keluarga, kantor/pekerjaan, sekolah/kampus, dll.
Pd siapa qta cenderung utk selalu tertarik, memperhatikan dan mencerna apa yg diucapkannya dan berusaha utk akrab dgnnya.
Utk kemudian berusaha dan memilihnya menjadi kawan akrab qta.

Tuliskan nama orang2 tsb dan ruang lingkup pergaulan qta dgnnya, serta tuliskan kelebihan2nya yg membuat anda ingin ia menjadi org dekat anda. Dan ketika menulis, bayangkanlah org tsb, apa yg menarik darinya, kepribadiannya, sikap2nya dst.

Yg hrs anda camkan dlm melakukan ini adlh bhw, apakah anda berhasil atau tdk menjdi org terdekatnya itu tdk menjadi masalah, yg terpenting, bhw anda merasakan ketertarikan akan kepribadian org tsb dan ingin menjadi dekat dgnnya.
Anda perlu berhati2 jika anda merasa tidak pernah atau jarang sekali tertarik dgn kepribadian seseorg.
Krn bisa jadi anda pengidap Narsisisme, yaitu memuja diri sendiri. Shg tdk ada org yg lebih baik dari anda, atau anda selalu mengukur kebaikan org dari apa manfaat org tsb bagi anda. Orang spt ini akan sulit menyukai seseorg. Tapi itu adalah masalah lain. Sekrng qta berfokus pd org yg kita sukai kepribadiannya.

Di kantor misalnya, qta mengenal seorg Mr. "P" misalnya, dia adlah seorg yg baik, selalu tersenyum, ramah, dan sangat baik dlm bersikap. Akan tetapi apa yg membuat kita tertarik dari org tsb ?

Jika sdh telitilah daftar tsb. Dan mulai membuat analisa. Tentang hal2 yg membuat seseorg tertarik dan sangat tdk tertarik. Lalu, mulailah membanding-bandingkan, mana org yg paling besar membuat anda tertarik, dan dari lingkungan kita yg mana dia berasal.

Pengalaman saya blm tentu sama dgn orang lain, dan blm tentu benar, tetapi inilah yg saya rasakan benar.

Qta sering tertarik dgn org krn ketinggian kepribadiannya. Pd awalnya memang kita tertarik dgn seseorg krn fisiknya, tetapi sering berjalan waktu, ketertarikan pd hal fisik tersebut, adalah hal pertama yg akan pudar paling cepat. Jd stlh kita mengenal org, tsb hal fisik menjadi persoalan yg remeh dihadapan kita.

Kemudian kebaikan, keramahan dan ketulusan atau keikhlasan, adlh suatu hal yg membuat kita nyaman berada bersama seseorg. Kita merasa bahagia krn org itu. Akan tetapi ada suatu hal yang akan menghilangkan ketertarikan kita pada org krn sebab ini.

Jika org tsb hanya baik, ramah dan tulus kpd kita, tetapi tdk mampu bersikap dgn benar terhadap org lain atau hal lainnya. ketidak mampuan itu adlh hal yg akan mengikis ketertarikan kita perlahan2 atau secara cepat thdp org tsb.

Kemampuan bersikap dgn benar thdp segala macam persoalan, disebut kedewasaan, kematangan, maturity, itulah yg dinamakan kebijaksanaan. Dan kebijaksanaan hanya akan kita peroleh jika kita memiliki pengetahuan yg memadai. Semakin berlimpah pengetahuan semakin besar peluang seseorg utk menjd bijaksana. Para pakar kepribadian mengatakan, tindakan seseorg itu cermin dari pikirannya. Tdk akan mungkin tindakannya dewasa jika pikirannya kanak2.

Kemudian jika kita telah tertarik dgn org yg matang, dewasa, penuh perhitungan & sabar, maka ada sifat lain yg akan menambah ketertarikan kita jika ia ada pada org tsb. Yaitu ketinggian tekad. Bahkan ketinggian tekad sebenarnya adlh hal yg paling membuat seseorg merasa tertarik.

Perhatikan, anda mengenal Pangeran Diponegoro ? Kita tertarik kan dgn cerita kepahlawanannya ? Kepahlawanan itu adalah tekad/kemauan yg kuat. Tetapi apakah sama ketertarikan pada Pangeran Diponegoro itu dgn ketertarikan kita dgn Kyai Maja ? Tokoh spiritual Pangeran Diponegoro, seorg yg bijak lagi tinggi ilmunya.

Tertarik mana org2 (terutama pd jamannya) pada Bung Karno atau pada Bung Hatta ?

Tertarik mana kita pada Abu Bakar Shiddiq atau dgn Umar Ibnul Khattab ? Muhammad Husein Haikal (seorg penulis besar Mesir) menulis buku tentang Abu Bakar Shiddiq tidak ada setengah dari yg ia tulis tentang Umar bin Khattab. Buku2 yg ditulis penulis lain tentang Umar bin Khattab lebih banyak daripada buku2 tentang Abu Bakar.

Kepahlawanan, keberanian, semangat, adalah output dari kemauan yg tinggi. Karena itu kita sangat senang jika membaca kisah2 org besar, autobiografinya, krn biasanya setelah membaca autobiografi seseorg, kita akan terbawa semangatnya. Perjuangan hidupnya dan kemauannya yg tinggi menjadi inspirasi bagi kita semua.

Saya (bagaimana dgn anda ?) selalu menyukai, menonton film tentang perjuangan seseorg, apakah itu perjuangnnya mempertahankan keutuhan keluarganya, mempertahankan prinsip hidupnya, mempertahankan cintanya, karena itu adalah gambaran konkrit dari perwujudan semangat hidupnya, kemauannya yg besar. Sehingga setlh selesai menonton, saya akan merenungkannya dalam2, hikmah apa yg saya bisa ambil dari kisah org tsb. Saya sangat menyukai proses itu (menonton, merenungkan, menjadikannya inspirasi, dan menggugah hidup saya).

Kembali pada kebijaksanaan. Apa jadinya jika org bijaksana tetapi kurang tekadnya atau kemauannya tdk besar ? Paling tinggi prestasinya adalah ia akan menjadi seorg pemikir. Tetapi dgn sentuhan kemauan yg besar, ia akan jadi PEMIKIR BESAR. Jika org BIJAK itu semakin besar kemauannya, ia akan menjadi PEMIMPIN BESAR. Org2 akan tertarik pdnya, karena ia spt magnet yg sangat kuat, menarik perhatian kita, dan org2 menjadikannya idola.

Jika org bijak tsb tdk memiliki kemauan besar, ia akan menjadi sufi. Sufi yg cukup puas dgn kebaikan2 dirinya saja. Kebijakannya tdk mampu utk mendorongnya memperbaiki lingkungannya. Ia mencintai Allah spt ia mencintai dirinya, bahkan lebih dari ia mencintai dirinya, tetapi ia tidak punya cukup cinta utk org2 disekitarnya. Utk lingkungannya, utk bangsanya, dan bahkan utk agamanya.

Rabu, Desember 19, 2007

Deal or No Deal

Saya tdk sdng ingin membahas tentang baik atau buruknya Deal or No Deal dari sudut pandang agama.
Bahwa beberapa orang berpendapat bhw kuis tsb lebih mirip judi karena hanya merupakan pertaruhan2 dari sebuah uang yg wujudnya juga blm diketahui.
Bahwa kuis ini hanya membangkitkan semangat orang utk bertaruh, tapi itu adlh pendapat orang lain.
Pada kuis tsb biasanya orang didorong utk terus mempertaruhkan koper uang yg telah dipilihnya, yang jumlah uang didalamnya ia sebenarnya juga tidak tahu, utk dipertaruhkan dgn koper2 lain dihadapannya.
Koper2 dihadapannya di pilih olehnya dan dibuka,jika nilainya uang koper tsb kecil, akan membuat pertaruhan nilai koper yang ditelah dipegang/dipilihnya pertama kali akan besar.
Sebaliknya jika koper2 dihadapnnya setlah dibuka nilainya besar maka, pertaruhan koper yg dipilihnya pertama kali akan kecil.
Dan yang menentukan besar kecilnya nilai pertaruhan kopernya tersebut adlah seorang bandar.

Boleh2 saja org berpendapat bhw kuis tersebut tinggi nilai atau semangat judinya, akan tetapi saya ingin menyampaikan sudut pandang saya sendiri thdp kuis tsb

Inti kuis tersebut adlh bhw yang mendorong keberhasilan seseorg adlh impiannya (mirip filosofi judi yah? Ah, tidak juga kok).
Bahwa org biasanya tdk puas dgn nilai yg diajukan Bandar, shg memaksa pemandu acara, bandar dan ia (si pemain) utk bermain terus sampai koper2 dihadapan pemain habis dan dia membuka dan mengetahui isi koper yg dipilihnya, itu adlh bagian menarik dr kuis tsb.
Penonton biasanya sangat penasaran utk mengetahui berapa jumlah uang yg pemain berhasil dptkan pd akhir permainan. apakah ia akan menerima tawaran Bandar dan berhenti atau bertaruh terus hingga penghabisan.

Pada sisi lain biasanya pemain didampingi oleh orang2 kepercayaannya, bisa keluarga atau teman kantor atau lainnya, yang kadang2 terus-menerus menyorakinya utk melanjutkan atau tidak melanjutkan permainan tsb.
Masalah mulai muncul pd bagian ini, support dari org disekelilingnya tsb kadang membuat pemain goyah dan memutuskan berdasarkan anjuran dari lingkungan sekitarnya, dan mengabaikan hati nuraninya.
Seringkali pemain terlihat karakternya bhw ia adlh orang yg lemah atau labil dan sering ragu2, meminta pendapat dari teman2 atau keluarganya, krn ia sendiri tdk tahu hrs memutuskan apa.
Atau sering juga pendukung2nya bertindak kurang (bukan tdk) bijaksana, dgn terus menekan pemain utk DEAL atau NO DEAL, walaupun pemain sdng berpikir apakah ia hrs berhenti atau lanjut.
Pendukung spt ini sebenarnya masalah, mrk berpendapat kadang pd saat yg pemain tdk sdng butuh pendapatnya, mrk terlalu menekan, atau mengatur shg kadang pemain yg kuatpun goyah juga dan menjadi ragu2.
si pemain sebenarnya sdng butuh konsentrasi dan butuh ketenangan, bukan tekanan.

Kemudian akan disebut Bad Deal jika hasilnya pemain hanya mendapatkan sedikit uang dari yg sebenarnya bisa ia dptkan pd akhir permainan. Dan disebut Good Deal jika ia berhasil mendapatkan uang dengan nilai lebih besar dari yg sebenarnya bisa ia dapatkan.

Jika di renungkan jika kalah atau Bad Deal maka bagi pemain spt pepatah lama, "mengharapkan Rajawali burung Gereja di tangan dilepaskan." (Benar gak sih nih pepatahnya ?). Dan jika menang maka si pemain spt pepatah, "Mendapat durian runtuh".

Dari sudut pandang negatif, permainan ini spt permainan kehidupan, kadang kita tdk tahu berapa nilai yg sdh kita dptkan dlm koper kita. Koper disini bisa bermacam2 tapi mengarah ke satu yaitu, kenikmatan.
Kenikmatan itu bisa berupa rezeki, pekerjaan, bakat, teman, atau istri/suami. Dan kita terus mengharapkan yang lebih dari itu, padahal kita blm membuka koper kita dan memahami nilainya.
Hingga pd suatu akhir dari permainan yaitu akhir perjalanan hidup kita di dunia ini, kita baru menyadari tingginya nilai dari isi koper (kenikmatan ) yg kita tdk pernah buka tersebut.

Tetapi spt juga sesuatu dlm hidup ini, selalu ada sudut pandang positif. Yaitu sbb : kuis ini adlh impian yang membuat seseorg menjadi orang besar. Impian akan nilai yg lebih tinggi yang membuat manusia mengalami kemajuan dan memiliki peradaban. Dan membuatnya berbeda dgn makhluk lain apapun yg ada didunia ini.
Impian itu yang membuat org tdk berpuas diri dan menuntut kehidupan yg lebih baik. Impian itu kemudian menghantarkan manusia pada takdir kesuksesannya masing2.

Kita seringkali melihat bahwasanya, kesuksesan seseorg kadang adlh buah dari kegigihannya memperjuangkan impian yg telah dipilihnya. Seperti kisah2 orang2 besar, spt itulah kegigihan mrk memperjuangkan mimpinya. Pantas saja Soekarno pernah berkata, “Gantungkan cita2mu setinggi bintang di langit.” Tentunya bukan langit2 rumah kita.

Nah kemudian, ada Orang2 yg sangat kuat kemauan/tekadnya, dan impiannya sangat tinggi, dan tdk pernah terpuaskan, dan pada akhirnya menyampaikan orang2 itu akan pada hakikat penciptaannya di muka bumi ini. Hakikat tentang siapa sebenarnya dirinya. Hakikat tentang kecilnya dirinya dibanding PENGUASA alam ini. Bahkan dibanding dgn sekecil-kecilnya tanda2 kekuasaannya. Dan hakikat tentang dirinya inilah yg kemudian menyampaikan dirinya dgn PENGUASANYA.

Pada akhir dari permainan ini, PENGUASA tsb berkata “Good Deal”. Dgn bahasa penguasa yang sangat indah dan anggun, “Irji ii ila robbiki rodiatam mardiyah fad khuli fii ibadi wad khulii jannati

Akan tetapi orang spt ini tdk mungkin terjd pd mrk yang blm paham nilai yg ada pada kopernya, apakah nilai kopernya hanya recehan atau miliaran dia tdk tahu.
Maka org ini, impiannya atau hasratnya kepada keadaan yg lebih baik, tidak pernah akan jelas. Krn ia juga blm jelas benar tentang kondisinya saat ini (nilai kopernya saat ini).
Bagaiman mungkin ia tahu mana yang terbaik atau buruk utknya ?

Inilah cara saya menyampaikan argumentasi tentang artikel saya sehari sebelumnya yaitu : Pengenalan diri.

Wallahu 'alam bis showab.

Abdul Basyir

Selasa, Desember 18, 2007

Mengenal Diri

Bismillahirrahmanirrahim

Terkadang didalam kehidupan rumah tangga seringkali terjadi masalah pertengkaran, yg menyebabkan rumah tangga tidak harmoni. Juga banyak sekali terjadi kegagalan dalam memimpin organisasi dikarenakan kegagalannya mengharmonikan kerja-kerja struktur organisasi di bawahnya.

Keharmonisan juga merupakan salah satu anasir penting yang membentuk kebahagiaan. Akan tetapi sering kali terjadi ketidak keharmonisan disebabkan masalah komunikasi, misalnya dalam kehidupan rumah tangga kerapkali terjadi kesalahfahaman yang mengakibatkan timbulnya bibit-bibit ketidak harmonisan.

Contoh :
Seorang suami yg baru saja pulang dinas dalam kondisi lelah, mendapati rmhnya yg baru di tinggalnya seminggu, berubah menjadi sangat berantakan, spt kapal pecah pikirnya. Ruang depan berantakan, begitu juga kamar mandi, bau aroma cucian yg direndam berhari2 dan belum dicuci sangat menyengat, bergitu juga peralatan dapur. Sementara istrinya sedang tertidur.

Sang suami merasa sangat jengkel dan marah. Ia merasa istrinya tidak menjalankan kewajibannya sbg istri yg baik, yg harus menjaga harta/rmhnya ketika ia pergi. Ia merasa menyesal krn ia merasa istrinya tidak sekualitas dengan dirinya. Ia juga mulai memikirkan bahwa sebenarnya selama ini ia terlalu banyak membantu istrinya merapihkan barang2 dirumahnya.

Sang Istrinya pun merasa begitu, ia yg sebenarnya sdng tidak sehat. Merasakan bahwa kehadiran suaminya selalu membuatnya merasa tertekan. Rumahnya berantakan krn anak2 yg meninggalkannya begitu saja sehabis bermain, dan ia belum sempat merapikan krn sdng sakit dan dirumah tsb tidak ada pembantu.
Kemudian ia merasakan bahwa suaminya hidup terlalu enak, sang suami selalu pulang lalu dilayani sedemikian rupa oleh istrinya. Dan rasa2nya sangat jarang/tidak pernah menunjukkan kecintaannya pd dirinya. Pulang dinas seminggu bukannya bermanis2 sambil membawa oleh2 tetapi langsung mencerca dengan kemarahan tanpa mencoba mengetahui kondisi istrinya terlebih dahulu.

Ini adalah contoh buruknya komunikasi dalam rumah tangga. Tapi ini bukan pengalaman pribadi, hanya sekedar ilustrasi.

Utk dapat berkomunikasi dengan baik sehingga terjadi komunikasi yg harmonis antara suami & istri, maka seseorang harus dapat secara intens berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Sehingga ketika terjadi masalah ia dapat dengan cepat menganalisa secara objective dan bersikap bijaksana. Dan masalah yang terjadi pada kehidupan keluarganya bukan menjadi batu besar yg mengganjal kebahagiaannya, tetapi menambah ilmu/hikmah dan kecintaannya kepada 4JJ1 dan keluarganya, dan output terakhirnya adalah bertambahnya kebahagiaan.

Jadi hubungan seseorang dengan dirinya sendiri dapat membuat seseorang bersikap bijaksana. Karena orang yg intens berkomunikasi dengan dirinya sendiri akan mengetahui secara mendalam kondisi kejiwaan dirinya sendiri. Para ulama terdahulu mengatakan,
"Man shodaqot firosatuhu fii nafsihi, shodaqot firosatuhu fill akhiri"
Barang siapa benar firasatnya terhdp dirinya sendiri, benar pula firasatnya thdp orang lain.

Jadi ternyata kemampuan kita utk memahami orang lain harus dimulai dengan usaha/kemampuan utk memahami diri kita sendiri.

Perhatikan firman 4JJ1 dalam Al Qur'an yg sangat terkenal :
Innallaha la yughoyyiru ma bi qowmin hatta yu ghoyyiru ma bi amfusihim
Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sblm mrk merubah nasib pd diri mrk sendiri. Jadi perbaikan sosial akan terjadi jika individu2 didalamnya, seluruhnya bergerak, untuk memperbaiki kondisi mrk secara individual, baru kemudian Allah akan memberikan pertolongan dengan memberikan kesadaran sosial pd kaum tsb dan merubah kondisi mrk.

Dan ini ternyata juga di amini oleh Stephen R Covey dalam bukunya 7 habits of highly efektive people. Paradigma atau cara kita melihat sesuatu adalah sumber dari cara kita berpikir dan bertindak. Paradigma kita yg paling dasar, lensa yg kita gunakan utk melihat dunia. Ia juga memperngaruhi motivasi dalam diri kita, keputusan kita, tindakan/reaksi kita, dan interpretasi kita ttg kejadian2.

Saya kadang merenungi bahwasanya masalah2 yg melilit seseorang biasanya hanyalah bias2 dari kepribadiannya, Jadi kita mungkin dapat menganalisa kelemahan2 fundamental kepribadian kita dengan menganalisa masalah2 terbesar yg melilitnya.

Contoh :

Ada orang yg selalu gagal dikantor, tugas2nya menumpuk, dan karirnya mentok padahal ia adlh seorang yg sgt cerdas dibanding yg lainnya dan rajin lebih dari yg lainnya
-> ternyata ia memiliki kelemahan kepribadian dari sisi lemah kemauan atau manajemen waktu yg buruk

Ada orang yg terlalu sering mengalami konflik, hampir setiap masalahnya berpangkal pd konflik bahkan terhadap orang baik2 ia juga berkonflik
-> ternyata ia memiliki sifat tempramental

Ada orang yg sangat sukar sekali akrab/cocok dengan orang lain, masalah pd orang ini adlh krn ia sangat sulit untuk menyukai orang
-> boleh Jadi ia mengidap narcisisme, yaitu mencintai dirinya lebih dari orang lain atau terlalu memuja dirinya sendiri, sehingga ia selalu mengukur/menilai orang lain dari apa yg mrk berikan thdp dirinya.

Ada orang yg selalu Jadi korban dari orang lain, jadi istri dia jadi korban, jadi suamipun dia jadi korban, krn istrinya terlalu kuat (scr kepribadian),
-> Sangat besar kemungkinan ia adlh orang yg labil, gamang dalam bersikap, dan jika sdh memutuskan sesuatu seringkali goyah/ragu, dan orang semacam ini sangat mudah terombang-ambing dalam kebingunan shg ia akan selalu jadi korban akibat kelabilannya.

Ada orang yg terlihat bodoh, krn sangat mudah bersikap, bahkan sebelum ada pengetahuan ttg hal yg disikapinya tsb.
-> ternyata dia memang bodoh

Dan biasanya kita jg dapat mengamati bahwa :
1. Orang yg paling kasar adlh orang yg paling tidak suka dikasari
2. Orang yg paling pemarah adlh orang yg paling tidak bisa dimarahi
3. Orang yg paling sering merendahkan adlh orang yg sangat menginginkan penghormatan
dan seterusnya

Jadi komunikasi kita dengan diri kita sendiri pd dasarnya adlah upaya menjalin keharmonisan antara kita dengan diri kita sendiri.

Hubungan yg harmonis antara seseorang dengan dirinya sendiri akan sulit terJadi tanpa hubungan yg harmonis antara dirinya dan penciptanya yaitu 4JJ1 SWT. Jadi kita baru bisa menjalin hubungan yg harmonis dengan diri kita sendiri jika hubungan kita dengan Rabb kita juga harmonis.

Kalau kita bandingkan dengan pendapat Danah Zohar dan Ian Marshall penulis Spiritual Quotient,
memberikan definisi terhdp spiritual sbg prinsip2 yg memvitalkan organisme. Scr implisit ia menyatakan, sebuah organisme ada dan hidup krn sesuaitu yg bernilai, bermakna dan memiliki tujuan hidup ttp kedua pakar ini juga mengatakan, spiritual tidak harus terkait dengan agama atau kepercayaan apapun Mrk menilai agama/kepercayaan adlh aturan dari luar, sedangkan spiritual adlh aturan dari dalam diri manusia itu sendiri.

Disini terlihat sekali upaya mrk utk membatasi diri, atau menghindar, dari agama atau kepercayaan tertentu. Suatu sikap atau bahkan budaya yg sangat khas bagi masyarakat barat, yang masih trauma dengan masa2 kegelapan dimana agama mrk menjadi tirani kehidupannya. Dan membutuhkan perjuangan yg sangat panjang dan melelahkan utk meruntuhkan tirani agama mrk tsb.

Kembali kepada harmonisasi kita dengan diri kita sendiri. Maka 4JJ1 mengajarkan teknik tafakkur yg sangat fenomenal.

Perhatikan isyarat 4JJ1 berikut :

Inna fii kholqissamaawaati wal ardh wakhtilafillaili wannahaari laa aa yatilli ulil albaab
Sesungguhnya dalam penciptaan langit & bumi dan silih bergantinya siang dan mlm terdapat tanda2 bagi orang2 yg berakal.

Alladziina yadzkurunallaha qiyaamawwaqu 'uudawwa 'ala junubihim wayapakkaruuna fii kholqissaamaa wa ti wal ardh rabbana maa kholakita Haadzaa baathilan subhaanaka faqinaa 'adzabannaar
Yaitu orang2 yg mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mrk memikirkan ttg pernciptaan langit dan bumi, lantas berkata, "Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia2, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Orang2 yg berakal selalu punya waktu / setiap waktu mentafakkurkan ttg hakikat penciptaannya. Yaitu penciptaan langit & bumi, silih berganti siang & mlm.

benar sekali apa yg dinyatakan ulama2 terdahulu bahwa : hubungan yg harmonis antara kita dengan diri kita sendiri baru akan terjadi jika hubungan kita dengan pencipta kita juga harmonis.

Awalam yatafakkaruu fii anfusihim, maa kholaqollohussamaawaati wal ardh wamaa bainahumaa illaa bil haqq wa ajalimmusamma wa inna katsiiromminannaasi bi liqoo I robbihim laakaafiruun
Dan mengapa mrk tdk memikirkan tentang diri mereka ? Allah tdk menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkat akan pertemuan dengan Rabbnya. (QS Ar Rumm, 30 : 8)
Edited by : Abasir abasyir.blogspot.com