Rabu, Desember 19, 2007

Deal or No Deal

Saya tdk sdng ingin membahas tentang baik atau buruknya Deal or No Deal dari sudut pandang agama.
Bahwa beberapa orang berpendapat bhw kuis tsb lebih mirip judi karena hanya merupakan pertaruhan2 dari sebuah uang yg wujudnya juga blm diketahui.
Bahwa kuis ini hanya membangkitkan semangat orang utk bertaruh, tapi itu adlh pendapat orang lain.
Pada kuis tsb biasanya orang didorong utk terus mempertaruhkan koper uang yg telah dipilihnya, yang jumlah uang didalamnya ia sebenarnya juga tidak tahu, utk dipertaruhkan dgn koper2 lain dihadapannya.
Koper2 dihadapannya di pilih olehnya dan dibuka,jika nilainya uang koper tsb kecil, akan membuat pertaruhan nilai koper yang ditelah dipegang/dipilihnya pertama kali akan besar.
Sebaliknya jika koper2 dihadapnnya setlah dibuka nilainya besar maka, pertaruhan koper yg dipilihnya pertama kali akan kecil.
Dan yang menentukan besar kecilnya nilai pertaruhan kopernya tersebut adlah seorang bandar.

Boleh2 saja org berpendapat bhw kuis tersebut tinggi nilai atau semangat judinya, akan tetapi saya ingin menyampaikan sudut pandang saya sendiri thdp kuis tsb

Inti kuis tersebut adlh bhw yang mendorong keberhasilan seseorg adlh impiannya (mirip filosofi judi yah? Ah, tidak juga kok).
Bahwa org biasanya tdk puas dgn nilai yg diajukan Bandar, shg memaksa pemandu acara, bandar dan ia (si pemain) utk bermain terus sampai koper2 dihadapan pemain habis dan dia membuka dan mengetahui isi koper yg dipilihnya, itu adlh bagian menarik dr kuis tsb.
Penonton biasanya sangat penasaran utk mengetahui berapa jumlah uang yg pemain berhasil dptkan pd akhir permainan. apakah ia akan menerima tawaran Bandar dan berhenti atau bertaruh terus hingga penghabisan.

Pada sisi lain biasanya pemain didampingi oleh orang2 kepercayaannya, bisa keluarga atau teman kantor atau lainnya, yang kadang2 terus-menerus menyorakinya utk melanjutkan atau tidak melanjutkan permainan tsb.
Masalah mulai muncul pd bagian ini, support dari org disekelilingnya tsb kadang membuat pemain goyah dan memutuskan berdasarkan anjuran dari lingkungan sekitarnya, dan mengabaikan hati nuraninya.
Seringkali pemain terlihat karakternya bhw ia adlh orang yg lemah atau labil dan sering ragu2, meminta pendapat dari teman2 atau keluarganya, krn ia sendiri tdk tahu hrs memutuskan apa.
Atau sering juga pendukung2nya bertindak kurang (bukan tdk) bijaksana, dgn terus menekan pemain utk DEAL atau NO DEAL, walaupun pemain sdng berpikir apakah ia hrs berhenti atau lanjut.
Pendukung spt ini sebenarnya masalah, mrk berpendapat kadang pd saat yg pemain tdk sdng butuh pendapatnya, mrk terlalu menekan, atau mengatur shg kadang pemain yg kuatpun goyah juga dan menjadi ragu2.
si pemain sebenarnya sdng butuh konsentrasi dan butuh ketenangan, bukan tekanan.

Kemudian akan disebut Bad Deal jika hasilnya pemain hanya mendapatkan sedikit uang dari yg sebenarnya bisa ia dptkan pd akhir permainan. Dan disebut Good Deal jika ia berhasil mendapatkan uang dengan nilai lebih besar dari yg sebenarnya bisa ia dapatkan.

Jika di renungkan jika kalah atau Bad Deal maka bagi pemain spt pepatah lama, "mengharapkan Rajawali burung Gereja di tangan dilepaskan." (Benar gak sih nih pepatahnya ?). Dan jika menang maka si pemain spt pepatah, "Mendapat durian runtuh".

Dari sudut pandang negatif, permainan ini spt permainan kehidupan, kadang kita tdk tahu berapa nilai yg sdh kita dptkan dlm koper kita. Koper disini bisa bermacam2 tapi mengarah ke satu yaitu, kenikmatan.
Kenikmatan itu bisa berupa rezeki, pekerjaan, bakat, teman, atau istri/suami. Dan kita terus mengharapkan yang lebih dari itu, padahal kita blm membuka koper kita dan memahami nilainya.
Hingga pd suatu akhir dari permainan yaitu akhir perjalanan hidup kita di dunia ini, kita baru menyadari tingginya nilai dari isi koper (kenikmatan ) yg kita tdk pernah buka tersebut.

Tetapi spt juga sesuatu dlm hidup ini, selalu ada sudut pandang positif. Yaitu sbb : kuis ini adlh impian yang membuat seseorg menjadi orang besar. Impian akan nilai yg lebih tinggi yang membuat manusia mengalami kemajuan dan memiliki peradaban. Dan membuatnya berbeda dgn makhluk lain apapun yg ada didunia ini.
Impian itu yang membuat org tdk berpuas diri dan menuntut kehidupan yg lebih baik. Impian itu kemudian menghantarkan manusia pada takdir kesuksesannya masing2.

Kita seringkali melihat bahwasanya, kesuksesan seseorg kadang adlh buah dari kegigihannya memperjuangkan impian yg telah dipilihnya. Seperti kisah2 orang2 besar, spt itulah kegigihan mrk memperjuangkan mimpinya. Pantas saja Soekarno pernah berkata, “Gantungkan cita2mu setinggi bintang di langit.” Tentunya bukan langit2 rumah kita.

Nah kemudian, ada Orang2 yg sangat kuat kemauan/tekadnya, dan impiannya sangat tinggi, dan tdk pernah terpuaskan, dan pada akhirnya menyampaikan orang2 itu akan pada hakikat penciptaannya di muka bumi ini. Hakikat tentang siapa sebenarnya dirinya. Hakikat tentang kecilnya dirinya dibanding PENGUASA alam ini. Bahkan dibanding dgn sekecil-kecilnya tanda2 kekuasaannya. Dan hakikat tentang dirinya inilah yg kemudian menyampaikan dirinya dgn PENGUASANYA.

Pada akhir dari permainan ini, PENGUASA tsb berkata “Good Deal”. Dgn bahasa penguasa yang sangat indah dan anggun, “Irji ii ila robbiki rodiatam mardiyah fad khuli fii ibadi wad khulii jannati

Akan tetapi orang spt ini tdk mungkin terjd pd mrk yang blm paham nilai yg ada pada kopernya, apakah nilai kopernya hanya recehan atau miliaran dia tdk tahu.
Maka org ini, impiannya atau hasratnya kepada keadaan yg lebih baik, tidak pernah akan jelas. Krn ia juga blm jelas benar tentang kondisinya saat ini (nilai kopernya saat ini).
Bagaiman mungkin ia tahu mana yang terbaik atau buruk utknya ?

Inilah cara saya menyampaikan argumentasi tentang artikel saya sehari sebelumnya yaitu : Pengenalan diri.

Wallahu 'alam bis showab.

Abdul Basyir

Tidak ada komentar:

Edited by : Abasir abasyir.blogspot.com