Selasa, Desember 18, 2007

Mengenal Diri

Bismillahirrahmanirrahim

Terkadang didalam kehidupan rumah tangga seringkali terjadi masalah pertengkaran, yg menyebabkan rumah tangga tidak harmoni. Juga banyak sekali terjadi kegagalan dalam memimpin organisasi dikarenakan kegagalannya mengharmonikan kerja-kerja struktur organisasi di bawahnya.

Keharmonisan juga merupakan salah satu anasir penting yang membentuk kebahagiaan. Akan tetapi sering kali terjadi ketidak keharmonisan disebabkan masalah komunikasi, misalnya dalam kehidupan rumah tangga kerapkali terjadi kesalahfahaman yang mengakibatkan timbulnya bibit-bibit ketidak harmonisan.

Contoh :
Seorang suami yg baru saja pulang dinas dalam kondisi lelah, mendapati rmhnya yg baru di tinggalnya seminggu, berubah menjadi sangat berantakan, spt kapal pecah pikirnya. Ruang depan berantakan, begitu juga kamar mandi, bau aroma cucian yg direndam berhari2 dan belum dicuci sangat menyengat, bergitu juga peralatan dapur. Sementara istrinya sedang tertidur.

Sang suami merasa sangat jengkel dan marah. Ia merasa istrinya tidak menjalankan kewajibannya sbg istri yg baik, yg harus menjaga harta/rmhnya ketika ia pergi. Ia merasa menyesal krn ia merasa istrinya tidak sekualitas dengan dirinya. Ia juga mulai memikirkan bahwa sebenarnya selama ini ia terlalu banyak membantu istrinya merapihkan barang2 dirumahnya.

Sang Istrinya pun merasa begitu, ia yg sebenarnya sdng tidak sehat. Merasakan bahwa kehadiran suaminya selalu membuatnya merasa tertekan. Rumahnya berantakan krn anak2 yg meninggalkannya begitu saja sehabis bermain, dan ia belum sempat merapikan krn sdng sakit dan dirumah tsb tidak ada pembantu.
Kemudian ia merasakan bahwa suaminya hidup terlalu enak, sang suami selalu pulang lalu dilayani sedemikian rupa oleh istrinya. Dan rasa2nya sangat jarang/tidak pernah menunjukkan kecintaannya pd dirinya. Pulang dinas seminggu bukannya bermanis2 sambil membawa oleh2 tetapi langsung mencerca dengan kemarahan tanpa mencoba mengetahui kondisi istrinya terlebih dahulu.

Ini adalah contoh buruknya komunikasi dalam rumah tangga. Tapi ini bukan pengalaman pribadi, hanya sekedar ilustrasi.

Utk dapat berkomunikasi dengan baik sehingga terjadi komunikasi yg harmonis antara suami & istri, maka seseorang harus dapat secara intens berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Sehingga ketika terjadi masalah ia dapat dengan cepat menganalisa secara objective dan bersikap bijaksana. Dan masalah yang terjadi pada kehidupan keluarganya bukan menjadi batu besar yg mengganjal kebahagiaannya, tetapi menambah ilmu/hikmah dan kecintaannya kepada 4JJ1 dan keluarganya, dan output terakhirnya adalah bertambahnya kebahagiaan.

Jadi hubungan seseorang dengan dirinya sendiri dapat membuat seseorang bersikap bijaksana. Karena orang yg intens berkomunikasi dengan dirinya sendiri akan mengetahui secara mendalam kondisi kejiwaan dirinya sendiri. Para ulama terdahulu mengatakan,
"Man shodaqot firosatuhu fii nafsihi, shodaqot firosatuhu fill akhiri"
Barang siapa benar firasatnya terhdp dirinya sendiri, benar pula firasatnya thdp orang lain.

Jadi ternyata kemampuan kita utk memahami orang lain harus dimulai dengan usaha/kemampuan utk memahami diri kita sendiri.

Perhatikan firman 4JJ1 dalam Al Qur'an yg sangat terkenal :
Innallaha la yughoyyiru ma bi qowmin hatta yu ghoyyiru ma bi amfusihim
Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sblm mrk merubah nasib pd diri mrk sendiri. Jadi perbaikan sosial akan terjadi jika individu2 didalamnya, seluruhnya bergerak, untuk memperbaiki kondisi mrk secara individual, baru kemudian Allah akan memberikan pertolongan dengan memberikan kesadaran sosial pd kaum tsb dan merubah kondisi mrk.

Dan ini ternyata juga di amini oleh Stephen R Covey dalam bukunya 7 habits of highly efektive people. Paradigma atau cara kita melihat sesuatu adalah sumber dari cara kita berpikir dan bertindak. Paradigma kita yg paling dasar, lensa yg kita gunakan utk melihat dunia. Ia juga memperngaruhi motivasi dalam diri kita, keputusan kita, tindakan/reaksi kita, dan interpretasi kita ttg kejadian2.

Saya kadang merenungi bahwasanya masalah2 yg melilit seseorang biasanya hanyalah bias2 dari kepribadiannya, Jadi kita mungkin dapat menganalisa kelemahan2 fundamental kepribadian kita dengan menganalisa masalah2 terbesar yg melilitnya.

Contoh :

Ada orang yg selalu gagal dikantor, tugas2nya menumpuk, dan karirnya mentok padahal ia adlh seorang yg sgt cerdas dibanding yg lainnya dan rajin lebih dari yg lainnya
-> ternyata ia memiliki kelemahan kepribadian dari sisi lemah kemauan atau manajemen waktu yg buruk

Ada orang yg terlalu sering mengalami konflik, hampir setiap masalahnya berpangkal pd konflik bahkan terhadap orang baik2 ia juga berkonflik
-> ternyata ia memiliki sifat tempramental

Ada orang yg sangat sukar sekali akrab/cocok dengan orang lain, masalah pd orang ini adlh krn ia sangat sulit untuk menyukai orang
-> boleh Jadi ia mengidap narcisisme, yaitu mencintai dirinya lebih dari orang lain atau terlalu memuja dirinya sendiri, sehingga ia selalu mengukur/menilai orang lain dari apa yg mrk berikan thdp dirinya.

Ada orang yg selalu Jadi korban dari orang lain, jadi istri dia jadi korban, jadi suamipun dia jadi korban, krn istrinya terlalu kuat (scr kepribadian),
-> Sangat besar kemungkinan ia adlh orang yg labil, gamang dalam bersikap, dan jika sdh memutuskan sesuatu seringkali goyah/ragu, dan orang semacam ini sangat mudah terombang-ambing dalam kebingunan shg ia akan selalu jadi korban akibat kelabilannya.

Ada orang yg terlihat bodoh, krn sangat mudah bersikap, bahkan sebelum ada pengetahuan ttg hal yg disikapinya tsb.
-> ternyata dia memang bodoh

Dan biasanya kita jg dapat mengamati bahwa :
1. Orang yg paling kasar adlh orang yg paling tidak suka dikasari
2. Orang yg paling pemarah adlh orang yg paling tidak bisa dimarahi
3. Orang yg paling sering merendahkan adlh orang yg sangat menginginkan penghormatan
dan seterusnya

Jadi komunikasi kita dengan diri kita sendiri pd dasarnya adlah upaya menjalin keharmonisan antara kita dengan diri kita sendiri.

Hubungan yg harmonis antara seseorang dengan dirinya sendiri akan sulit terJadi tanpa hubungan yg harmonis antara dirinya dan penciptanya yaitu 4JJ1 SWT. Jadi kita baru bisa menjalin hubungan yg harmonis dengan diri kita sendiri jika hubungan kita dengan Rabb kita juga harmonis.

Kalau kita bandingkan dengan pendapat Danah Zohar dan Ian Marshall penulis Spiritual Quotient,
memberikan definisi terhdp spiritual sbg prinsip2 yg memvitalkan organisme. Scr implisit ia menyatakan, sebuah organisme ada dan hidup krn sesuaitu yg bernilai, bermakna dan memiliki tujuan hidup ttp kedua pakar ini juga mengatakan, spiritual tidak harus terkait dengan agama atau kepercayaan apapun Mrk menilai agama/kepercayaan adlh aturan dari luar, sedangkan spiritual adlh aturan dari dalam diri manusia itu sendiri.

Disini terlihat sekali upaya mrk utk membatasi diri, atau menghindar, dari agama atau kepercayaan tertentu. Suatu sikap atau bahkan budaya yg sangat khas bagi masyarakat barat, yang masih trauma dengan masa2 kegelapan dimana agama mrk menjadi tirani kehidupannya. Dan membutuhkan perjuangan yg sangat panjang dan melelahkan utk meruntuhkan tirani agama mrk tsb.

Kembali kepada harmonisasi kita dengan diri kita sendiri. Maka 4JJ1 mengajarkan teknik tafakkur yg sangat fenomenal.

Perhatikan isyarat 4JJ1 berikut :

Inna fii kholqissamaawaati wal ardh wakhtilafillaili wannahaari laa aa yatilli ulil albaab
Sesungguhnya dalam penciptaan langit & bumi dan silih bergantinya siang dan mlm terdapat tanda2 bagi orang2 yg berakal.

Alladziina yadzkurunallaha qiyaamawwaqu 'uudawwa 'ala junubihim wayapakkaruuna fii kholqissaamaa wa ti wal ardh rabbana maa kholakita Haadzaa baathilan subhaanaka faqinaa 'adzabannaar
Yaitu orang2 yg mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mrk memikirkan ttg pernciptaan langit dan bumi, lantas berkata, "Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia2, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Orang2 yg berakal selalu punya waktu / setiap waktu mentafakkurkan ttg hakikat penciptaannya. Yaitu penciptaan langit & bumi, silih berganti siang & mlm.

benar sekali apa yg dinyatakan ulama2 terdahulu bahwa : hubungan yg harmonis antara kita dengan diri kita sendiri baru akan terjadi jika hubungan kita dengan pencipta kita juga harmonis.

Awalam yatafakkaruu fii anfusihim, maa kholaqollohussamaawaati wal ardh wamaa bainahumaa illaa bil haqq wa ajalimmusamma wa inna katsiiromminannaasi bi liqoo I robbihim laakaafiruun
Dan mengapa mrk tdk memikirkan tentang diri mereka ? Allah tdk menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkat akan pertemuan dengan Rabbnya. (QS Ar Rumm, 30 : 8)

Tidak ada komentar:

Edited by : Abasir abasyir.blogspot.com