Senin, Januari 07, 2008

AT FIRST SIGHT

Saya ingat film yang pernah saya tonton. Ini film drama Holywood biasa dan diperankan oleh Valkilmer. Hm… sebenarnya saya sendiri tidak terlalu paham siapa sebenarnya Valkilmer tapi karena menurut saya aktingnya bagus sekali di film ini tdk ada salahnya jika saya berlagak seperti pengamat film sungguhan yg mengenal betul dirinya. Tetapi jangan salah sangka dulu, saya menonton film ini bukan di bioskop tapi di pesawat televisi, itupun hanya bagian pertengahannya hingga selesai, jadi saya tidak menonton dari awal.
Kalau di terjemahkan secara harfiah (= letterlek, = sederhana) at first sight mungkin kurang lebih artinya Pada Pandangan Pertama, hm…. Mirip seperti judul lagu tahun 70-an yg dinyanyikan Arrafiq yah (Rasanya saya mulai melantur terlalu jauh kali ini). Tapi sebenarnya ini tentang kehidupan seorang yang mengalami penyakit buta sejak kecilnya.

Virgil (diperankan oleh Valkilmer, keterangan ini sepertinya tidak pentingkan ? Tapi mungkin berguna untuk yang akan mencari film ini) adalah seorang yang menderita penyakit yang menyebabkannya tidak dapat melihat (buta). Ia dilahirkan normal, dan ketika kecil ia mulai menderita penyakit buta ini, (kira-kira, karena saya tidak meyaksikan film ini dari awal) dokter menyatakan bahwa penyakit ini bisa dilawan atau di sembuhkan. Sehingga ayah Virgil setiap hari selalu berusaha untuk memberinya semangat utk melawan penyakitnya ini. Ia mungkin saja terobsesi agar Virgil menjalani hidupnya layaknya anak yang normal. Sehingga ia selalu mendidik dan memperlakukannya layaknya anak yang dapat melihat. Dan ia menyekolahkannya bukan pada sekolah tunanetra tapi pada sekolah umum biasa. Entah kenapa kemudian Sang Ayah ini pergi meninggalkan keluarganya dan tak pernah kembali. Ibu Virgil kemudian meninggal dunia, meninggalkan dua anaknya Virgil dan kakaknya Jen. Selanjutnya Virgil diasuh oleh Jen, yang sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda umurnya.

Singkat cerita, Virgil dewasa dan bekerja sebagai pemijat (pada bagian inilah saya mulai menonton), dan kemudian bertemu dgn Amy yg kemudian menjadi kekasihnya. Amy yang seniman arsitektur ini seolah menemukan kedamaian pada diri Virgil. Ia kemudian membawanya ke New York. Di kota ini Amy mempertemukan Virgil dgn seorang dokter ahli mata yang berjanji dapat mengembalikan penglihatan Virgil. Virgilpun dioperasi.

Akhirnya waktu yg dinanti-nantikan itu tiba, saatnya membuka perban kedua mata Virgil. Amy kekasihnya dan Jen kakaknya meyaksikan saat yang membahagiakan itu dengan tegang. Ketika mata Virgil mulai terbuka dan retinanya mulai menerima cahaya, diluar dugaan, reaksinya sangat negatif, ia tidak kuat menerima rangsangan cahaya yg sedemikian kuat, ia biasa dalam gelap, semuanya seolah samar, seperti penglihatan yg rabun dan semuanya dalam tempo yg lambat. Virgil sangat kaget dgn pengalaman melihatnya ini. Ia terlalu lama buta dan lupa bagaimana rasanya melihat, semuanya warna-warni itu mengerikan baginya, seperti sesuatu yang akan jatuh menimpa dirinya.

Dokter yang mengoperasinya mengatakan itu hal yang biasa, karena syaraf penglihatan diotaknya sudah lama tidak bekerja. Iapun menyuruh Virgil meraba apa yang dilihatnya, agar otaknya menemukan hubungan. Hubungan antara indra peraba dan penglihatannya.

Amy dan Jen sangat khawatir dgn keadaan Virgil, melihatnya berlaku seperti orang yang bukan saja melihat tetapi seperti orang yang melihat dunia yang berbeda, dunia yang bukan dunianya.

Singkat cerita, (kalau mau panjang nonton sendiri saja ya) walaupun akhirnya pandangannya mulai membaik, Virgil membutuhkan waktu yang lama untuk belajar menggunakan indera penglihatannya.

Disinilah konflik itu muncul. Virgil merasa ia lebih bisa melihat dalam kebutaannya. Pada saat buta ia mempersepsikan sesuatu dari indera pendengaran dan peraba saja, tetapi sekarang ia punya indera yang lain yaitu indera penglihatan. Kemampuannya melihat membebaninya. Karena kemampuan ini baru, harus dilatih, dan otaknya belum terbiasa memproses dengan benar rasa melihatnya menjadi persepsi.

Yang menurut saya menarik, kadang Virgil bertanya tentang makna-makna dari apa yang dilihatnya, misalnya apa makna kerutan di dahi (orang merasa heran), makna senyuman aneh ( pesimis), makna tatapan sayu Amy (Sedih), dan makna kerlingan alis mata.

Buat kita yang terbiasa melihat sejak kecil kita dapat segera menentukan makna dibalik raut wajah seseorang, wajah sedih, senyum sinis, tatapan marah atau sedih, kerutan di dahi tanda ketidak mengertian kita akan orang tsb (heran), dll. Tetapi bagi seorang yang baru saja melihat setelah sekian lama buta ternyata ini menjadi masalah. Ia meyaksikan sesuatu berlangsung dihadapannya tetapi tidak mengetahui maknanya. Ini menyiksa. Ketika ia buta orang mungkin mengerti dirinya atau ia tidak akan tahu orang yg bersikap tidak mengenakkan. Tetapi ketika ia normal, ia merasakan beban itu terlalu berat, terutama karena ia merasa orang dewasa yang tidak tahu apa-apa tentang dunia.

Konflik lainnya adalah dengan pacarnya Amy, yang sangat berambisi membuat Virgil menjadi lebih baik, bisa melihat dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik daripada hanya sekedar menjadi pemijat. Ia menginginkan Virgil dapat melihat dengan sempurna. Ia sangat menginginkan Virgil normal seperti dirinya.

Sementara Virgil merasakan hal yang sangat berbeda. Ia merasa bahwa Amy seperti ayahnya, yang meninggalkannya karena ia buta. Ayahnya tak pernah menerima kenyataan tentang kebutaannya, dan merasa bahwa Virgil adalah produk dari kegagalannya. Virgil merasa Amy tak akan pernah menginginkannya jika ia tetap buta. Ia juga merasa kemampuannya melihat dan kehidupannya telah dirampas begitu ia bisa melihat. Dunia yang dilihat dengan matanya sekarang sangat berbeda dengan dunia tempat ia buta dulu. Ia merasa bahwa ia lebih bisa melihat dunia ketika ia buta.

Kalau anda berniat menonton filmnya, dan khawatir tidak dapat menikmati karena kesimpulan saya, tinggalkan tulisan saya ini, tetapi jika anda merasa tidak mengapa mengetahui makna sebelum mengalami peristiwanya, silahkan terus membaca kesimpulan saya ini (Tapi ini menurut saya loh, anda boleh berbeda pendapat kok).


Pelajarannya.

Ayah Virgil harusnya sadar bahwa kegagalannya bukanlah kegagalan menyemangati anaknya melawan penyakit kebutaan. Anaknya itu juga bukan kegagalannya. Tetapi kegagalannya adalah ketika ia menyerah dan meninggalkan keluarganya. Istrinya kemudian meninggal, dan anak tertuanya (Jen) harus mengurus Virgil seorang diri hampir seumur hidupnya, dan tak lagi punya waktu untuk memikirkan masa depannya sendiri.

Tetapi Jen juga seharusnya sadar bahwa adiknya telah dewasa dan bukan anak kecil lagi yang harus ia lindungi setiap saat. Dan ia harus memusatkan pikirannya pada masa depannya sendiri. Dan ternyata itu justru lebih baik buat adiknya.

Bagi lingkungan atau orang-orang disekitarnya, ada pelajaran bahwa, kita harusnya sadar bahwa orang buta sebenarnya tidak buta. Orang buta punya persepsi sendiri terhadap dunianya. Dengan persepsi itulah ia memandang dunia. Al Qur’an menyatakan bahwa bukanlah buta itu dari matanya, tetapi orang yang buta itu adalah hatinya. Karena itu orang buta tidak untuk kita kasihani, mereka tidak butuh belas kasihan. Tetapi mereka ada untuk penghargaan dan kesetaraan. Mereka butuh pekerjaan dan penghidupan yang sama.

Bagi Amy, ada pelajaran yang sangat berharga (juga untuk kita), bahwa, jika kita mencintai seseorang, maka, bedamailah dengannya dan dengan diri kita sendiri, terima dia apa adanya, dengan segala kelebihannya dan segala kekurangannya. Jika kita gagal dalam hal ini, maka gagal pula perjalanan cinta kita.

Cinta sejati menerima tidak menuntut,
Cinta sejati menguatkan tidak melemahkan,
Cinta sejati menjadi inspirasi bukan menggurui,
Cinta sejati memberi hidup bukan mempersingkatnya,
Cinta sejati luas tanpa batas.

Jika itu sudah kita miliki maka, bersyukurlah. Bersyukur bukan hanya kepada cinta, tetapi kepada yang memberi Cinta, yang menganugerahkan Cinta itu kepada kita, yaitu Sang Maha Mencinta.

Seberapa bersyukur kita akan kemampuan kita melihat ? Ini adalah salah satu dari indera terbaik yang sangat sering di sebutkan dalam ayat-ayatNya. Rasa terima kasih apa yang telah kita sampaikan kepada Zat yang telah membuat kita dapat melihat ?

Seberapa kuat kita menjaga mata dan batin (hati) kita utk tidak menentang Zat Penciptanya ?

Renungkanlah hal ini :
- Otak terbiasa bekerja menerjemahkan rangsangan-rangsangan dari indera
- Pembuluh darah terbiasa mensuplai oksigen ke retina kita, jika tidak, buta.
- Retina terbiasa bekerja menerima rangsangan cahaya
- Mata terbiasa mengirim rasa melihat ke otak
- Hati terbiasa mengolah informasi dari otak utk menjadi Persepsi-persepsi dan analisa-analisa.
- Bahwa semua kemampuan tsb kita miliki sejak kecil.

Abd Basyir

Tidak ada komentar:

Edited by : Abasir abasyir.blogspot.com