Senin, September 15, 2008

Diantara Ciri-Ciri Orang Ikhlas

Ciri-Ciri Orang Yang Ikhlas, diantaranya

1. Takut Ketenaran dan Beramal Diam-diam

Orang Ikhlas takut ketenaran atas dirinya, walaupun ia termasuk orang yg punya karunia tertentu. Karena ketenaran akan menyebabkan orang mudah terjangkit niat yang kurang baik. Ia tahu betul bahwa disisi Allah ketenaran tersebut sama sekali tidak berarti.
Ibnu Suhaib Az Zuhri mengatakan : “Banyak orang zuhud dalam makanan, dan harta tetapi ketika dibagikan kedudukan, mereka berebut dan meminta lebih banyak lagi”
Bisyr Al-Hafy berkata, “Aku tdk mengenal orang yg suka ketenaran melainkan agama menjadi sirna dan ia menjadi hina.”
Karena itu mukhlisin seringkali beramal secara diam-diam. Walaupun belum tentu orang yg beramal terang-terangan itu tidak ikhlas.

2. Menuduh Diri Sendiri

Mukhlisin senantiasa berhati-hati dalam memelihara niat dan keikhlasannya. Karena itu mereka seringkali menuduh dirinya dan takut kebaikannya tidak diterima.
Seorang salaf ketika ditanya kenapa menangis padahal ia ulama terbaik dan paling banyak amalnya, mengatakan : “Darimana aku tahu amal-amal ku masuk timbangan dan diterima disisi Rabbku ?”

3. Tidak Meminta Pujian dan Tidak Terkecoh Pujian sebaliknya Tidak Pelit Pujian Pada Orang yang Layak Dipuji

Seorang sholeh di puji, maka ia mengadu pada Allah : “Ya Allah, mereka tidak mengealku dan hanya Engkaulah yang mengetahui siapa aku.”
Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, “Orang yang riya memiliki beberapa ciri; malas jika sendirian dan rajin jika di hadapan banyak orang. Semakin bergairah dalam beramal jika dipuji dan semakin berkurang jika dicela.”
Sebaliknya mukhlisin tidak pelit pujian pada orang yang memang layak dipuji. Sebagaimana Nabi SAW menyebut-nyebut keutamaan dan kelebihan mereka.

4. Sungguh-sungguh baik dalam Memimpin maupun Dipimpin

Mukhlisin akan berbuat terbaik pada saat ia dibarisan terdepan maupun ia ada dibarisan belakang. Karena yang ia cari adalah keridhaan Allah SWT. Hatinya tidak dikuasai kesenangan untuk tampil, kesenangan menguasai dan kesenangan memimpin, tetapi hatinya sibuk dengan dzirullah.
Panglima Islam Khalid bin Walid adalah contoh yang sangat baik untuk hal ini, ketika Umar ra menggantikan posisinya dengan Abu Ubaidah, ia tetap berjuang penuh semangat seolah tidak ada perubahan apapun dalam posisinya.

5. Tidak Takut Celaan

Imam Ghazali mengatakan bahwa orang yg beramal bukan karena Allah, tdk bermanfaat bagi kehidupan manusia. Karena ia tdk beramal kecuali dengan pamrih. Padahal dakwah pada saatnya akan menghadapi orang zhalim/kafir yang senang mencela, dan hampir pasti orang-orang riya’ ini tidak akan mampu menghadapinya walau sekejap.
Mukhlisin tdk takut celaan, karena ia tidak mencari ridha manusia, selain ridha manusia adalah hal yang mustahil dicapai. Yang ia gapai ialah ridha Allah SWT.

6. Marah Karena Allah bukan karena Masalah Pribadi

Bisa jadi kita menjumpai orang-orang yg sangat aktif dalam berdakwah, tetapi apabila seorang rekannya melontarkan perkataan mengganggu atau melukai perasaaannya atau menyakiti dirinya, maka secepat itu pula ia marah dan meradang, lalu meninggalkan harakah dan aktiivitasnya.
Ikhlas menuntut dai untuk tegar dalam jamaah dakwah sekalipun orang lain menyalahkan, mencela, mengejek meremehkan atau memfitnah atau bahkan bertindak kelewat batas terhadap dirinya. Sebab seorang dai berbuat karena Allah bukan karena kepentingan pribadinya.
Sebaliknya kita juga dituntut untuk marah, jika agama atau ummat ini di injak-injak dan di nodai. Meskipun dalam hal ini kita mungkin saja tidak dirugikan. Kebanggaan bagi orang-orang mukhlisin adalah pada agama dan saudara-saudara seimannya.

7. Sabar

Perjalanan waktulah yang akan menentukan seorang itu ikhlas atau tidak dalam beramal. Melalui berbagai macam ujian dan cobaan, baik yang suka maupun duka, seorang akan terlihat kualitas keikhlasannya dalam beribadah, berdakwah, dan berjihad.
Al-Qur’an telah menjelaskan sifat orang-orang beriman yang ikhlas dan sifat orang-orang munafik, membuka kedok dan kebusukan orang munafik dengan berbagai macam cirinya. Di antaranya disebutkan dalam At-Taubah ayat 54, Bahwa orang-orang munafik tidak akan melakukan shalat kecuali dgn rasa malas, dan tidak akan berinfak kecuali dgn rasa enggan.

Hal tersebut karena mereka kafir kepada Allah dan Rasulnya disebabkan sifat riya’ mereka.

8. Merasa Senang jika saudaranya Mendapat Kebaikan


Orang-orang yang ikhlas akan menyadari kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu mereka senantiasa mengokohkan ukhuwah. Mereka tidak merasa rugi jika saudara-saudaranya seiman mendapatkan kebaikan bahkan selalu mendoakan agar mereka mendapatkan kebaikan lebih dari yang ia dapatkan. Mereka juga berjuang untuk kemuliaan Agama dan umat Islam, bukan untuk meraih popularitas dan membesarkan diri sendiri atau lembaganya semata.

9. Rakus Terhadap Amal

Mukhlisin selalu rakus terhadap amal, tetapi juga pilihan amal yang dijalaninya bukanlah amal yang paling disukai dirinya, tetapi amal yang lebih diridhai Allah SWT.
Ia mungkin saja senang melakukan puasa nifilah dan shalat dhuha. Tetapi jika waktunya harus ia habiskan untuk mendamaikan orang-orang yang sedang bertikai, maka itulah yang ia lebih dahulukan.

10. Menghidari Ujub

Mukhlisin adalah orang-orang yang jauh dari rasa ujub. Ia tidak merasak amalnya dengan perasaan senang dan puas pada amal yang dilakukannya. Karena rasa ujub ini dapat membutakan mata kita untuk melihat celah-celah yang sewaktu-waktu muncul.

11. Menjaga dari segala yang diharamkan Allah, baik dalam keadaan bersama manusia atau jauh dari mereka.

Disebutkan dalam hadits :
“Aku beritahukan bahwa ada suatu kaum dari umatku datang di hari kiamat dengan kebaikan seperti Gunung Tihamah yang putih, tetapi Allah menjadikannya seperti debu-debu yang beterbangan. Mereka adalah saudara-saudara kamu, dan kulitnya sama dengan kamu, melakukan ibadah malam seperti kamu. Tetapi mereka adalah kaum yang jika sendiri melanggar yang diharamkan Allah.” (HR Ibnu Majah)

Tidak ada komentar:

Edited by : Abasir abasyir.blogspot.com