Rabu, Oktober 14, 2009

Mengundang Miyabi, Memasyarakatkan Film Blue Pada Generasi Muda


Mungkin banyak dari kita yang tidak mengenal Miyabi atau Maria Ozawa sebelumnya. Tetapi tiba-tiba saja, kita seolah di hentak oleh hiruk-pikuk berita kedatanganya ke Indonesia dan pro kontra yang menyertainya. Dan tiba-tiba saja, mungkin, sebagian dari kita kemudian mencari tahu siapa Miyabi sebenarnya. Dan tiba-tiba saja, lewat internet dan media lainnya kita, mungkin, kemudian jadi tahu siapa Miyabi sebenarnya, apa nama aslinya, dari mana asalnya, kebangsaan orang tuanya, pekerjaanya, kekayaannya hingga, mungkin, menonton hasil karya-karyanya.

Ya, orang yang tadinya tidak mengenal Miyabi kemudian jadi paham betul tentang sosok Miyabi, dan mungkin, tulisan saya ini bisa saja kemudian, merangsang orang yang belum tahu Miyabi untuk lebih mengetahui secara detail tentangnya.

Para aktifis wanita (paling tidak begitu mereka menamakan dirinya atau merasa), aktifis emansipasi, tiba-tiba berteriak lantang, “Miyabi itu bukti bahwa wanita masih menjadi objek dari laki-laki, wanita masih menjadi korban dari industrialisasi, perilaku wanita yang kurang baik kerap kali menjadi alasan bagi diterima atau tidaknya dia dalam masyarakat, sementara perilaku laki-laki tidak diperlakukan hal yang sama”. Jadi menurut mereka, kalau ada wanita aktris film porno yang datang ke Indonesia pasti akan di kecam, sementara jika hal yang sama tetapi ia seorang lelaki maka tidak akan dikecam. Tentu pemikiran aktifis wanita ini memang aneh-aneh saja.

Aktifis budaya (ya begitulah mereka sering merasa), berpendapat, ”Biarkan saja Miyabi datang ke Indonesia, ia toh manusia biasa, yang punya hak untuk datang dan bebas kemana saja”.

Miyabi adalah seorang artis, yaitu seorang bintang film, tetapi film yang ia bintangi bukan sekedar film biasa, Maria Ozawa terkenal karena debutnya dalam film-film Porno. Dan tidak seperti di Indonesia, yang biasanya film pornonya muncul di Internet karena kecelakaan (disebarkan orang lain, atau tidak sengaja tersebar, atau tertangkap gambarnya, dll), di Jepang Industri film porno sangat maju pesat, mungkin sepesat film porno di Holywood, sekali lagi mungkin. Kesan ini paling tidak jika kita mensearch lewat search engine di Internet. Dan film Porno Miyabi di produksi oleh Rumah Produksi yang biasa menproduksi film-film porno di Jepang. Hingga saat ini, konon katanya, sudah banyak film-film porno yang dibintangi Miyabi ini, silahkan bertanya ke artis-artis di TV yang blak-blakan mengaku sudah sering nonton, seperti Hengky (siapa itu namanya), atau Mario Lawalata.

Miyabi kabarnya saat ini hidup sangat mewah bak Milyarder, bahkan nilai kontraknya mencapai angka fantastis. Ia hidup mewah di sebuah apartemen yang sewa per bulannya mencapai 16jt/bulan (katanya kaya-raya tapi apartemen kok masih nyewa). Konon memang, memiliki rumah di Jepang tidak semudah dan semurah memiliki rumah di Indonesia, di sana saaaangaaat mahal (berarti Miyabi ini belum kaya toh, dia Cuma hidup mewah saja).

Kenapa Pro Miyabi ?

Orang-orang yang menginginkan Miyabi datang ke Indonesia menyatakan bahwa Miyabi bebas datang kemana saja tempat ia mau. Toh ia datang ke Indonesia bukan untuk bermain dalam film porno atau memamerkan tubuhnya secara porno, tetapi ia datang ke Indonesia untuk shooting sebuah film biasa bertema : “Menculik Miyabi”. Rumah produksi yang mengundangnya adalah Maxima, sebuah rumah produksi yang biasa memproduksi film di Indonesia. Konon banyak aktor-aktor pria yang sudah kadung gandrung dengan Miyabi, kepincut ingin main film bareng Miyabi, bahkan rela walau tanpa bayaran sepeserpen.

Selain itu banyak juga fans Miyabi yang beralasan bahwa jangan hanya melihat Miyabi sebagai bintang film porno tetapi Maria Ozawa juga dikenal di Jepang sebagai bintang berbagai video klip, begitu katanya. Bahkan ada yang mengaku aktifis perempuan membela Miyabi pula dengan mengatakan bahwa, orang-orang yang menolak Miyabi datang ke Indonesia sangat diskrimintif gender, Miyabi ditolak karena dia adalah seorang wanita lain halnya jika yang datang bukan seorang wanita, nah lho.

Yang Anti Miyabi

Sebagian orang di negeri ini, (menurut saya sih mereka orang yang masih bersih nuraninya), menolak kedatangan Miyabi. Miyabi adalah simbol pornografi bagi mereka. Karena itu mereka akan menghadang jika Miyabi berani datang ke Indonesia, apapun caranya. Bahkan Majelis Ulama Indonesia jauh-jauh hari sudah menolak kedatangan Miyabi. Tentu saja gayung bersambut, berbagai ormas Islam kompak, sahut-menyahut memprotes rencana kedatangan Miyabi.

Kenapa Miyabi ?

Kenapa Miyabi dipilih oleh Maxima untuk menjadi bintang utama dalam film berjudul “Munculik Miyabi ?”. Boleh jadi Rumah Produksi Maxima melihat bahwa penggemar Miyabi di Indonesia sudah banyak sehingga nama Miyabi sangat ‘menjual’ untuk dijadikan sebuah judul film hingga mendatangkan artis porno tersebut langsung dari Jepang, meskipun dengan bayaran yang sangat mahal, hingga berkali-kali lipat dari bayaran artis Indonesia termahal sekalipun. Boleh jadi pula mereka sudah tahu bahwa aksi mereka itu akan mengundang kontroversi dan itu akan merupakan nilai jual tersendiri bagi film yang akan mereka produksi.

Tetapi bisa jadi juga, Maxima mempunyai agenda terselubung, yaitu mempopulerkan Pornografi di Indonesia, nah ini tuduhan serius loh. Begini :

1. “Menculik Miyabi”, bagi banyak orang kan, nama Miyabi tidak terlalu populer spt skrng ini, nah dengan menjadi kontroversi seperti sekarang, maka Miyabi menjadi sangat populer, bahkan info MetroTV kemarin, video-video porno Miyabi di Glodok laku keras, hingga berani di jual dengan harga lima puluh ribu per keping, padahal sebelumnya hanya 10rb saja. Apalagi jika nanti film Maxima jadi, wah akan semakin populer saja Video-porno Miyabi. Kecantikan parasnya yang indo Jepang-Prancis, akan membuat orang yang belum pernah melihat aksi pornonya akan semakin penasaran mencari dan menontonnya.

2. Tidak seperti di Amerika, dimana bintang porno aktif tidak diperbolehkan menjadi bintang film biasa, atau setidaknya tidak ada produser Film Holywood yang memakai aktris Porno sebagai bintang filmnya. Di Jepang, ketenaran Video Porno nya telah membuat Miyabi membintangi berbagai macam video klip, iklan hingga film cerita biasa. Seolah tidak peduli dengan aksi pornonya, orang Jepang permisif dan tetap menikmati aksi Miyabi terutama dalam video klip musik. Jika Ini di terapkan di Indonesia jelas berbahaya, bahwa, seseorang yang melakukan aksi porno yang mesum, tetap di terima secara legal sebagai icon produk lain, maka akan melegalkan pula produk pornografinya.

Permisif dengan video pornografi jelas sangat berbahaya. Jika masyarakat Indonesia terbiasa atau permisif (serba membolehkan) dengan produk video pornografi, yang jelas-jelas didalamnya orang melakukkan perzinahan, maka satu sekat dalam kemaksitan masal terbuka. Bisa di pastikan akan semakin banyak aksi nonton bareng video porno atau anak-anak muda akan semakin bebas membahas dan tukar-menukar video porno diantara mereka.

Berbeda dengan Jepang yang masyarakatnya sangat materialis dan beragama Sinto. Dan Sinto sudah lama menjadi sekedar ritual bagi masyarakat Jepang, sedang agama mereka sesungguhnya adalah uang atau materialisme (kekuasaan, materi, dll). Masyarakat Indonesia mayoritas masih mentabukan hubungan seks pria-wanita apalagi pornografi yang berkaitan dengannya. Jika proyek Miyabi Maxima ini berhasil, maka efek domino-nya akan luar biasa, hubungan seks pria-wanita bukan hal yang tabu lagi, dan produk pornografi yang berkaitan dengannya akan semakin biasa di tonton kalangan muda.

Mungkin ada pertanyaan, sekarang ini anak-anak muda kita biasa menonton film blue secara terselubung, apa pengaruhnya dengan kasus Miyabi ini ?

Kemaksiatan terselubung berbeda dengan kemaksiatan yang meluas di masyarakat. Kemaksiatan terselubung (baca:tersembunyi) hanya menjadi penyakit bagi pribadi pelakunya, tetapi bila sudah meluas dan terang-terangan di tengah-tengah masyarakat maka hal tersebut telah berkembang menjadi Patology Sosial. Bahkan jika sudah dianggap lumrah atau biasa maka perilaku masyarakat tersebut bukan lagi dianggap sebuah Patology (penyakit) tetapi sebagai Social Behaviour (Perilaku Masyarakat yang biasa terjadi). Bisa jadi masyarakat Indonesia akan berkembang lebih liberal bahkan jika dibandingkan dengan masyarakat Amerika sekalipun.

3. Pihak produser film berpendapat bahwa Miyabi datang ke Indonesia bukan untuk film Porno atau tetapi untk shooting film biasa, kenapa harus dilarang ?

Miyabi adalah icon pornografi Jepang, ketenarannya bahkan bukan hanya di Jepang tapi di hampir di seluruh dunia dimana ada penggemar Video Pornografi. Ketenarannya adalah karena Video Pornonya. Karena itu membiarkan Miyabi atau orang lain memproduksi film cerita dengan bintang Miyabi akan melegalkan dan mempopulerkan Video Porno Miyabi. Bintang Film biasa saja kadang kerap menjadi objek pelecehan dengan memanipulasi foto-foto mereka menjadi foto porno, dan itu sangat menyita perhatian publik, apalagi jika ternyata bintang film tersebut memang seorang artis film porno. Maka Bisa dipastikan bahwa setelah booming Film Menculik Miyabi, maka yang akan booming selanjutnya adalah Video-Video Porno Miyabi.

4. Para Pendukung Miyabi (yang sayang sekali, sering di ekspose di Televisi adalah dari kalangan selebritis atau public figure) sering menyatakan bahwa tampang Miyabi kan sebenarnya terlihat polos, tidak seperti pemain Film Blue selama ini yang cenderung sensual atau sexy secara berlebihan, kenapa dirisaukan ? Karena tampangnya yang polos tidak seperti bintang porno pada umumnya (TvONe Selasa 13 Okt 2009), membuat aktingnya pada Film Porno tampak natural tidak di buat-buat (Ricky JO, TvONe Selasa 13 Oktober 2009). Tampak dari komentar-komentar selebritis tersebut bahwa mereka mengagumi dan terbiasa dengan Film-Film Miyabi. Hal ini sungguh berdampak negatif, acara televisi tersebut (TvOne) tayang pada siang hari. Gambar-gambar Miyabi ditayangkan secara bebas di layar-layar kaca setiap rumah, lengkap dengan kontroversinya. Bisa saja anak-anak yang belum cukup umur menonton dan merasa penasaran dengan sosok Miyabi, kemudian mencari tahu siapa sebenarnya Miyabi dengan caranya sendiri.

Selain itu komentar-komentar yang seolah-olah positif pada Miyabi yang datang dari kalangan selebritis ini berefek ganda terhadap pemirsa televisi. Para selebritis itu adalah Public figure yang sedikit banyak apa yang dituturkannya didengar, mereka mempunyai fans, dan orang menganggap merekalah sebagai perwakilan opini dari masyarakat. Jika komentar-komentar yang keluar dari mulut mereka terhadap Miyabi cenderung positif, maka publik akan menilai bahwa Miyabi (dan apa yang dilakukannya) sebenarnya baik, setidaknya, mirip dengan apa yang dilakukan para selebritis itu, yaitu ’mencoba menghidup dirinya’.

5. Selama ini di masyarakat Indonesia membicarakan urusan rumah tangga dianggap sebagai hal yang tabu. Apalagi membicarakan hubungan seks lain jenis seperti hubungan seks suami istri. Jika hubungan seks terjadi antara yang bukan suami Istri, kadang masyarakat menghakimi dengan caranya masing-masing. Bisa dengan di adili, di hukum adat, di kucilkan, dll. Hubungan Seks antara lawan jenis, menjadi hal yang tabu dibicarakan apalagi dipertontonkan. Maka kemudian masalah hubungan lawan jenis dan yang berkaitan dengannya itu menjadi wilayah privasi yang sangat dalam dari setiap pribadi. Sebagai privasi yang sangat dalam, maka sangat wajar jika publik tersedot perhatiannya jika ada artis atau publik figure yang urusan privasi yang sangat dalam tsb terbuka ke publik.

Masih hangat mungkin dalam ingatan kita kasus seorang tokoh partai politik dan anggota DPR yang karirnya hancur karena video mesumnya dengan seorang artis tersebar. Video itu video biasa, dan mungkin tidak enak dilihat. Bisa kita bayangkan bagaimana dengan Video Miyabi yang memang dibuat untuk memuaskan nafsu seks orang yang menontonnya.

Awalnya masyarakat pasti akan bereaksi, ada yang negatif tetapi juga banyak yang pro. Tetapi pada akhirnya hanya akan melegalkan produk video pornografi Miyabi. Dan akhirnya memasyarakatkan Film Blue pada generasi muda kita.

6. Bagaimana dengan sikap aktifis perempuan yang menyatakan bahwa sikap menolak kedatangan Miyabi adalah diskriminasi gender ? Mereka mengatakan bahwa Miyabi itu bukti bahwa wanita masih menjadi objek dari laki-laki, wanita masih menjadi korban dari industrialisasi, perilaku wanita yang kurang baik kerap kali menjadi alasan bagi diterima atau tidaknya dia dalam masyarakat, sementara perilaku laki-laki tidak diperlakukan hal yang sama.

Wanita seharusnya tidak menjadi objek laki-laki, tetapi menjadi partner lelaki. Artinya mereka setara tidak lebih tinggi dan tidak lebih rendah. Wanita juga jangan menjadi korban dari Industrialisasi, jangan mau di jadikan korban Industri, yang selera berpakaiannya di setir oleh para perancang mode pesanan para Industriawan (penghasil katun, penghasil sutra, dll). Tetapi selera berpakaiannya mereka harusnya merdeka dari semua itu. Para Industriawan yang menjadi dalang selera mode berpakaian para modis, hanya akan menjadikan para wanita sebagai korban mode, sebagai korban konsumerisme yang menenggelamkan mereka dalam pacuan mode tidak berujung.

Kemudian perilaku wanita yang tidak baik, tidak akan menyebabkan ia ditolak di tengah masyarakat, -tetapi itu terjadi- hanya jika ia telah menyatakan bertobat. Ingat misalnya Inneke Koesherawati, boom seks tahun 80-an yang berperan secara sangat seksi, misalnya dalam ’Gadis Metropolis’. Kini ia dapat diterima masyarakat, bahkan kini ia tampil sebagai ikon muslimah. Hal itu hanya dapat terjadi jika yang bersangkutan telah menyatakan bertaubat pada Allah SWT dan membuktikan taubatnya dengan sumbangsihnya bagi dunia keislaman. Dalam hal ini Inneke tampil sebagai pembela busana muslimah dan mempopulerkannya, sehingga busana muslimah kini juga dianggap sebagai busana yang bisa diterima semua kalangan (ekonomi keatas).

Apakah hal tersebut merupakan perilaku munafik yang manipulatif ?

Tidak. Sepanjang memang dilakukan dengan kesadaran sendiri dan penuh keikhlasan, bukan karena tidak laku lagi sebagai bintang film. Ingat munafik adalah orang yang berbeda tindakan dan ucapannya, secara khusus istilah ini adalah bagi orang-orang yang mengaku Islam tetapi hidup dan dan bersikap bertentangan dengan yang digariskan Islam.


Bagaimana Sikap Kita Seharusnya Menurut Islam ?


Memangnya masih perlu pandangan Islam tentang masalah ini ? Jika secara normatif sosial masyarakat saja masalah Miyabi ini sudah sangat jelas, kenapa lagi perlu ragu dan bertanya pandangan Islam ?

Untuk urusan kemaslahatan sudah jelas, bahkan mungkin lebih jelas dengan memakai dalil-dalil sosial kemasyarakat, spt dampaknya terhadap kemerosotan akhlak di masyarakat, dll. Masalah Miyabi ini menurut agama apapun pasti menentangnya. Tetapi yang saya ingin sorot di sini sikap kita terhadap masalah Miyabi ini.

Ya, bagaimana kita bersikap terhadap masalah Miyabi ini.

Setelah di uraikan bahayanya Miyabi ini bagi kemaslahatan ummat, maka jelaslah mengundang Miyabi untuk shooting film ke Indonesia adalah suatu kebatilan. Karena itu setiap muslim yang memiliki iman (walaupun sedikit) hendaknya mengingkarinya (artinya menolak). Jika ia mengaku muslim tetapi mendukung Miyabi datang dan shooting ke Indonesia, maka perlu dipertanyakan keimanannya. Hal ini sebagaimana hadist Nabi SAW :
مَنْ رَ أ َى ِمنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرُه بِيَدِهِ , فَاءِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ , فَاْءِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلبِهِ , وَذَالِكَ اَضْعَفُ الإِيْمَان ِ
Barang siapa melihat suatu kemungkaran hendaklah ia merubah dengan tangannya. Apabila tidak mampu, hendaklah dengan lindahnya (Ucapan), dan apabila tidak mampu juga hendaklah dengan hatinya dan itulah keimanan yang paling lemah. (HR Muslim)


Karena kewajiban menganjurkan yang baik dan mencegah kemungkaran adalah kewajiban setiap muslim. Jika kita tidak melaksanakanya maka Allah SWT mengancam bahwa doa-doa kita tidak akan dikabulkan oleh-Nya. Bahkan walaupun kita termasuk orang-orang yang selalu sholeh sekalipun. Hal ini sebagaimana hadist Nabi :

لَتَأ ْ مُرُنَّ بِالمَعْرُوْفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَن ِ الْمُنْكَر ِاَوْلَيُسَلِّطَنَّ الله ُعَلَيْكُمْ ِشرَارَكُمْ فَيَدْعُوْا ِخيَارُكُمْ فَلا َ يُسْتَجَا بُ لَهُمْ
Hendaklah kamu beramar makruf dan bernahi mungkar. Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdoa dan tidak dikabulkan (doa mereka) (HR Abu Dzaar).


Bahkan kita sebagai muslim di perintahkan oleh Allah agar berhati-hati dengan azab yang tidak hanya akan menimpa orang-orang zhalim diantara kita.


وَاتَّقُواْ فِتْنَةً لاَّ تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنكُمْ خَآصَّةً وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (QS Al Anfal [8]:25)

Maka berdasarkan ayat diatas, kita seharusnya melaksanakan kewajiban kita beramar ma’ruf nahi munkar, menganjurkan yang baik dan MENCEGAH KEMUNGKARAN. Karena seandainya tidak kita laksanakan, boleh jadi Allah akan menurunkan fitnah (ujian dahsyat) yang akan menimpa, tidak hanya orang-orang zhalim diantara kita, tetapi juga akan menimpa kita yang merasa atau mengaku sholeh tetapi tidak mencegah kemungkaran.

Wallahu ‘alam bishowab


Abdul Basyir
(kreasi_sinema@yahoo.com)
Jakarta, 14 Oktober 2009
Edited by : Abasir abasyir.blogspot.com